Belum Ada Dokter Spesialis yang Daftar, Papua Barat Siap Tambah Gaji Hingga Rp 80 Juta Per Bulan
Reuters/Lim Huey Teng
Nasional

Sejak April 2020 lalu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat memang telah membuka perekrutan untuk 5 dokter spesialis dan menawarkan gaji Rp 50 juta per bulan. Sayangnya hingga kini masih belum ada yang mendaftar.

WowKeren - Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengeluhkan kurangnya dokter spesialis di wilayahnya, terlebih untuk menangani COVID-19. Hal ini disampaikan Dominggus dalam rapat koordinasi penanganna COVID-19 bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Manokwari.

Menurut Dominggus, pihaknya telah membuka penerimaan dokter spesialis sejak April 2020 lalu. Sayangnya hingga kini masih belum ada yang mendaftar.

Pada April 2020 lalu, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat memang telah membuka perekrutan untuk 5 dokter spesialis dan menawarkan gaji Rp 50 juta per bulan. Adapun dokter spesialis yang dibutuhkan adalah spesialis Paru (SpP) sebanyak dua orang dan spesialis anestesi, spesialis radiologi serta spesialis patologi klinik masing-masing satu orang. Namun karena hingga kini masih belum ada yang mendaftar, maka penawaran gajinya pun dinaikkan.

Pemprov Papua Barat kini siap memberikan gaji sebesar Rp 75 hingga 80 juta per bulan per orang untuk dokter spesialis. Tak hanya itu, dokter spesialis yang bersedia bertugas di Papua Barat juga akan diberi fasilitas tempat tinggal layak dan kendaraan operasional.


"Awalnya kita hanya siapkan gaji atau honor sebesar Rp 50 juta dan fasilitas tempat tinggal juga kendaraan operasional," tutur Dominggus dilansir Antara, Selasa (7/7). "Tidak ada yang minat, lalu kita koordinasi dengan Kejaksaan juga BPK dan akhirnya honornya kita naikkan menjadi Rp 75 juta sampai Rp 80 juta."

Lebih lanjut, Dominggus mengaku bahwa pihaknya dan pemerintah kabupaten/kota hingga kini terus berusaha untuk melengkapi fasilitas dan tenaga kesehatan dalam penanganan corona. Kini sudah ada 14 rumah sakit rujukan COVID-19 di Papua Barat. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah memberi izin pengoperasian Rumah Sakit Umum (RSU) Provinsi di Manokwari.

"Untuk alat deteksi COVID-19, di RSU Provinsi sudah ada dua PCR (polymerase chain reaction) dan satu TCM (tes cepat molekuler) yang kita operasikan," ujar Dominggus. "Di Bintuni PCR juga ada dua, Kabupaten Sorong satu. Fakfak dan Teluk Wondama juga sudah mengoperasikan TCM."

Oleh sebab itu, Dominggus berharap ahar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pusat maupun Kemenkes membantu Papua Barat dalam memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialis. "Nanti akan kami tempatkan di rumah sakit provinsi dan daerah- daerah yang sangat membutuhkan dukungan dokter spesialis," pungkas Dominggus.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait