Kasus Corona DKI Pecah Rekor Tertinggi, Tempat Hiburan Didesak Untuk Tidak Dibuka
Pxhere
Nasional

Provinsi DKI Jakarta memecahkan rekor kasus corona tertinggi pada Rabu (8/7). Rencana untuk membuka tempat hiburan pun langsung mendapatkan sorotan tajam.

WowKeren - Kasus virus corona di DKI Jakarta telah mencapai rekor tertinggi pada Rabu (8/7). Berdasarkan data covid19.go.id, DKI Jakarta mencatatkan penambahan 344 kasus baru dalam satu hari. Ini adalah rekor tertinggi sejak pertama kali kasus corona tercatat di ibu kota.

Melihat kurva kasus COVID-19 di DKI Jakarta yang melesat tajam, Partai Amanat Nasional (PAN) meminta Pemprov untuk meningkatkan kewaspadaan. PAN juga mendesak agar rencana untuk membuka tempat hiburan di tengah pandemi virus corona dibatalkan.

PAN menyatakan jika mereka sejak awal sama sekali tidak menyetujui rencana tempat hiburan dibuka. Alasannya, penyebaran virus corona di ibu kota masih sangat tinggi sehingga PAN terus meminta agar Pemprov DKI mengevaluasi rencana tersebut.

“Walaupun memang kita sudah melakukan hal yang tepat dan jumlah tetap naik positif,” kata penasihat Fraksi PAN Zita Anjani seperti dilansir dari Detik, Kamis (9/7). “Artinya Pemprov tetap harus meningkatkan kewaspadaan.”

”Makanya dari awal fraksi PAN menolak, jika ada tempat-tempat hiburan yang buka,” sambungnya. “Nah ini kan ada wacana minggu depan ada beberapa tempat hiburan yang buka, nah itu sebaiknya dievaluasi jadi biarkan sektor-sektor inti dan juga yang bukan hiburan yang buka, kan ini sedang tinggi kasusnya.”


Wakil Ketua DPRD DKI ini mengatakan jika kenaikan kasus virus corona memang masih dinilai wajar. Meski demikian, ia menyoroti langkah dan kebijakan yang dilakukan Pemprov DKI dalam menekan penyebaran COVID-19. Terlebih, saat ini dunia masih belum menemukan vaksin virus corona sehingga keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas nomor satu.

”Kalau ada kenaikan tingkat positif menurut saya itu sesuatu yang biasa, karena kita hidup di masa pandemi COVID ini hal yang harus dipahami dulu,” ungkap Zita. “Kita hidup di masa pandemi COVID yang memang tidak ada vaksinnya belum ada vaksinnya.”

”Jadi kalau misalnya ada angka positif itu sesuatu yang wajar,” sambungnya. “Yang paling penting adalah yang perlu kita soroti adalah langkah-langkah dari Pemprov untuk memitigasi yang sudah positif ini.”

Sementara untuk rencana DKI Jakarta menerapkan new normal, Zita menegaskan jika hal tersebut masih harus melihat sejumlah pertimbangan terlebih dahulu. Diantaranya adalah Pemprov DKI harus giat terus melakukan tes massal hingga tracing kasus positif.

”Jadi untuk bisa menuju new normal itu ada yang perlu dilakukan yang pertama adalah jumlah tes itu kan Jakarta sudah melebihi rekomendasi WHO 1.000 tes per 1 juta penduduk per-minggu, di DKI itu sudah lebih,” jelas Zita. “Kedua adalah Jumlah kapasitas rumah sakit, kita tahu di DKI sudah sangat baik jumlah kapasitasnya, bukan hanya kapasitas rumah sakitnya alat-alat kesehatannya pun seperti ventilator sudah sangat memadai.”

”Lalu ketiga adalah tracing, ini sangat baik dilakukan yaitu aktif tracing. Jadi ketika ditemukan kasus-kasus positif tidak berhenti di situ, tapi di-tracking siapa-siapa saja yang kontak sehingga betul-betul dapat diisolasi mandiri maupun di rumah sakit secara betul betul atau isolasi riil ya,” sambungnya. “Lalu yang keempat adalah pemahaman masyarakat terhadap bahaya COVID ini sudah terbentuk di DKI jadi faktor-faktor ini saya rasa yang paling penting yang memiliki kesadaran.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru