Sekolah Zona Hijau-Kuning Dibuka, WHO Ingatkan Tingginya Kasus Corona Anak Indonesia
Nasional

Berdasarkan laporan WHO tersebut, sebanyak 43 pelajar Indonesia kini tinggal di wilayah yang masuk zona hijau dan kuning. Adapun mereka tersebar di 276 kabupaten/kota di Indonesia.

WowKeren - Melalui Surat Keterangan Bersama (SKB) empat Menteri pada 7 Agustus 2020, pemerintah mengizinkan sekolah di zona hijau dan kuning COVID-19 untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan hal keras terkait pembukaan sekolah ini.

"Jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Indonesia telah melonjak, sebagian karena peningkatan pengujian," demikian kutipan laporan terbaru WHO, Kamis (13/8). "Keputusan untuk mengizinkan siswa di zona kuning dan hijau buka berisiko memperburuk transmisi lokal."

Hal ini dinilai bisa menambah beban terhadap fasilitas dan tenaga kesehatan yang terbatas di Indonesia. WHO juga menyebut bahwa pemulihan ekonomi dapat melambat sebagai dampak jangka panjangnya. Selain itu, WHO juga memperingatkan soal kasus COVID-19 yang menyerang anak- anak

"Secara global dalam periode 24 Februari hingga 12 Juli 2020, jumlah kasus COVID-19 yang dialami anak usia 0 - 6 tahun telah naik hingga tujuh kali lipat, kasus corona yang dialami kelompok usia 5 - 24 tahun juga telah meningkat hingga enam kali lipat," lanjut WHO. "Berdasarkan pengawasan COVID- 19 WHO, data menunjukkan bahwa anak-anak berusia 5 - 14 tahun menyumbang 6,8 persen total kasus positif COVID-19 di Indonesia, di atas rata-rata global sebesar 2,5 persen. Angka ini dapat meningkat jika pembelajaran tatap muka kembali dimulai."


Berdasarkan laporan WHO tersebut, sebanyak 43 pelajar Indonesia kini tinggal di wilayah yang masuk zona hijau dan kuning. Adapun mereka tersebar di 276 kabupaten/kota di Indonesia.

Di sisi lain, keputusan pembukaan sekolah ini juga menimbulkan banyak kritik. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim bahkan dinilai tidak memiliki sense of crisis oleh lembaga Laporcovid19.

Berdasarkan data Laporcovid16, sudah ada 6 sekolah yang menjadi klaster corona. Laporcovid19 sendiri merupakan lembaga independen yang mengeluarkan data-data terkait pandemi corona di Indonesia.

"Salah satu alasan Mas Menteri (Nadiem) membuka sekolah kalau enggak salah enggak semua anak punya akses ke internet, anak mulai jenuh dan orang tua harus kembali bekerja," kata inisiator Laporcovid19, Irma Hidayana, Rabu (12/8). "Alasan-alasan ini menunjukkan bahwa Mas Menteri tidak memiliki sense of crisis terhadap perlindungan kesehatan dan nyawa anak sekolah."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait