Pertunjukan Alun-Alun Surabaya Picu Kerumunan, Pemkot Janji Evaluasi
Nasional

Kerumunan terjadi lantaran jumlah pengunjung yang boleh masuk ke dalam dibatasi hanya 160 orang. Alhasil banyak orang yang sudah datang harus menunggu di luar.

WowKeren - Pertunjukan seni budaya di Alun-Alun Surabaya hari kedua digelar pada Kamis (20/8). Namun sayangnya, jumlah pengunjung yang boleh masuk dibatasi hanya 160 orang saja.

Alhasil, hal ini membuat pengunjung yang telanjur datang terpaksa harus bergerombol di gerbang loket sisi jalan Yos Sudarso. Alun-alun Surabaya sendiri baru diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 17 Agustus bertepatan dengan HUT RI ke-75 lalu.

"Saya penasaran, Alun-Alun Surabaya ini kan baru," kata salah seorang pengunjung dilansir dari Suara Surabaya, Jumat (21/8). "Mumpung libur saya ingin lihat sekaligus mau menikmati musik Jazz. Ternyata dibatalkan musiknya."

Adapun pertunjukan seni telah digelar hari sebelumnya. Di hari kedua ini, protokol COVID-19 jaga jarak di dalam diterapkan untuk penonton.

Pengunjung yang tidak bisa masuk hanya bisa berkumpul dan berfoto di sepanjang pedestrian Balai Pemuda. Pihak keamanan mengimbau para pengunjung untuk selalu menerapkan protokol kesehatan .


"Perlu kami informasikan jam operasional Alun-Alun Surabaya sampai pukul 21.00 WIB," kata petugas melalui pengeras suara. "Pengunjung agar menjaga jarak minimal 1 meter, selalu menggunakan masker, mencuci tangan dan buang puntung rokok pada tempatnya."

Pembukaan alun-alun yang rupanya disambut antusias oleh warga Surabaya akan menjadi bahan evaluasi untuk Pemkot. Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menuturkan jika sejatinya pembukaan alun-alun adalah untuk mengakomodir pelaku seni dan melatih pembiasaan masyarakat dalam kehidupan normal baru.

"Tapi karena animo masyarakat ternyata sangat tinggi, kami perlu evaluasi lagi," ujarnya masih dilansir Suara Surabaya. "Besok kami akan evaluasi."

Sebelumnya, ratusan pekerja seni sempat menggeruduk Balai Kota Surabaya beberapa waktu lalu. Mereka menuntut agar Pemkot mencabut Perwali 33 tahun 2020.

Febri menyebut jika sesuai pertemuan dengan para pekerja seni waktu itu, pertunjukan seni dibolehkan asal dengan protokol kesehatan ketat. "Maka di Balai Pemuda sebisa mungkin dibatasi orangnya. Maka belajar dari kemarin, hari ini lebih diketati," ujarnya lagi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel