Pandemi Corona, Survei Indikator Sebut Sense of Crisis Anies Baswedan Paling Tinggi
Nasional

Survei yang dilakukan lembaga Indikator Politik Indonesia ini melibatkan responden yang terdiri dari pemuka opini nasional dan daerah. Total ada 304 orang responden yang berasal dari 20 kota di Indonesia.

WowKeren - Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei Pemuka Opini dengan tema "Efek Kepemimpinan dan Kelembagaan dalam penanganan COVID-19". Salah satunya hasil temuan survei tersebutberkaitan dengan sense of crisis yang dimiliki para kepala daerah.

Berdasarkan survei tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai memiliki sense of crisis tertinggi dengan perolehan skor 72,9 dari 100. Kemudian peringkat kedua diduduki oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan peroleh skor 72,1.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menduduki peringkat ketiga dengan skor 72, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berada di peringkat keempat dengan skor 64,5. Sementara itu, kepala daerah dengan skor sense of crisis terendah adalah Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dengan perolehan skor 62,6.

"Anies Baswedan paling tinggi, tapi beda tidak terlalu banyak dengan Ridwan Kamil dan Ganjar," terang Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, pada Kamis (20/8). "Lagi-lagi mereka."

Selain Kepala Daerah, survei Indikator juga mengukur penilaian responden soal sense of crisis pemerintah pusat selama pandemi corona. Hasilnya, 60,5 persen responden menilai sense of crisis pemerintah pusat baik, sedangkan 28 persen responden menilainya buruk.


Tak hanya sense of crisis, Indikator juga mengungkapkan hasil penilaian responden terkait skor komunikasi Kepala Daerah kepada warga. Hasilnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil berada di peringkat pertama dengan skor 73,4.

Kemudian ada Ganjar dengan skor 73,1 dan Anies dengan skor 72,1. "Ridwan Kamil, kemudian Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dinilai lebih tinggi dalam membangun komunikasi dengan masyarakat," tutur Burhanuddin.

Adapun responden survei kali ini terdiri dari pemuka opini nasional dan daerah. Total ada 304 orang responden yang berasal dari 20 kota di Indonesia.

Para responden ini terdiri dari tokoh yang memiliki informasi lebih luas dibandingkan masyarakat umum tentang penanggulangan COVID-19 di Indonesia. Di antaranya ada akademisi yang menjadi rujukan media, redaktur politik dan kesehatan media, pengusaha, pengamat kesehatan, sosial dan politik, tokoh organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, LSM, hingga organisasi profesi.

Namun demikian, Indikator tidak mengungkapkan margin of error atau kapan survei ini dilakukan. Selain itu, indeks kepercayaan juga tidak ditampilkan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru