Ludes Dilalap si Jago Merah, Ahli Beber Kelemahan Proteksi Gedung Kejagung
Nasional

Ahli konstruksi membeberkan kelemahan-kelemahan pengamanan di Gedung Utama Kejaksaan Agung sampai menyebabkan bangunan itu ludes terbakar pada Sabtu (22/8) malam kemarin.

WowKeren - Gedung Kejaksaan Agung diketahui ludes terbakar dalam peristiwa mengerikan yang terjadi pada Sabtu (22/8) malam kemarin. Seluruh gedung utamanya diketahui hangus dan hanya menyisakan kerangka-kerangka bangunan.

Situasi ini langsung memancing banyak spekulasi, mulai dari adanya upaya sabotase karena Kejagung sedang memeriksa kasus-kasus besar, hingga bagaimana lemahnya proteksi bangunan tersebut. Poin kedua ini sendiri belakangan turut disoroti oleh Ahli Manajemen Proyek dan Konstruksi Manlian Simanjuntak.

Menurut Manlian, sistem proteksi pada bangunan tersebut tak bisa mengatasi kebakaran. Menurutnya ada banyak komponen perlindungan gedung yang mungkin tidak berfungsi maksimal.

"Kalau kita lihat di lapangan itu perlu dicek ulang, dan mungkin tidak berfungsi maksimal karena pemadaman itu tidak mampu terhadap beban api yang ada," ujar Manlian, Senin (24/8). "Dimulai dari detector sampai dengan sprinkler hidran, terlihat tidak mampu dia, sumber air terbatas."


Manlian menilai sumber air yang sangat sedikit lah penyebab utama Gedung Utama Kejagung bisa sampai ludes dilalap si jago merah. Guru Besar Universitas Pelita Harapan itu menyimpulkan dari banyaknya mobil pemadam kebakaran di lokasi hingga lamanya proses pemadaman.

Ia lantas menyangsikan hidran di lokasi berfungsi dengan baik. "Apakah hidran gedung itu berfungsi, hidran halaman itu berfungsi, kalau masih berfungsi tentunya tidak sebanyak itu," kata Manlian, dilansir dari Kompas, Selasa (25/8).

Diketahui kebakaran kemarin terjadi sampai 11 jam lamanya. Dan selain berbagai faktor di atas, sektor proteksi pasif Gedung Utama Kejagung pun, menurut Manlian, tidak bekerja maksimal.

"Tidak adanya pembatas antarruang yang disebut kompartenisasi sehingga api dengan mudah menjilat dan melumatkan ruang-ruang secara horizontal dan vertikal," terang Manlian. "Ini terlihat lemahnya sistem proteksi pasif dari segi arsitektonis bangunan gedung."

Sedangkan faktor terakhir adalah dari kesiapan para penjaga gedung. "Memang ini hari libur (saat kejadian) tapi tidak ada kata hari libur untuk bangunan gedung. Tetap penanggungjawab itu harus standby. Kalaupun standby, bagaimana kemampuan mereka, itu juga menjadi penting," pungkas Manlian.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru