BKKBN Prediksi Baby Boom di Indonesia Capai 500.000 Kehamilan di Tengah Pandemi
Pixabay
Nasional

Ledakan kelahiran itu terjadi lantaran semakin terbatasnya akses untuk memperoleh layanan kontrasepsi selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)

WowKeren - Angka kelahiran di Indonesia diperkirakan akan mengalami lonjakan selama pandemi COVID-19. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memprediksi jika fenomena baby boom akan mencapai 500.000 kehamilan.

Ledakan kelahiran itu terjadi lantaran semakin terbatasnya akses untuk memperoleh layanan kontrasepsi selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Eni Gustina dalam webinar Hari Kependudukan Sedunia di Jakarta, Selasa (25/8).

Selain itu, petugas penyuluhan KB juga tidak dapat melakukan tugasnya seperti biasa karena APD yang kurang memadai. Sebab, penyuluhan ini memerlukan interaksi yang cukup dekat dengan masyarakat. Selain itu, tingginya angka kelahiran juga disebabkan karena faktor lain misalnya minimnya alat kontrasepsi.

"PSBB menyebabkan keterbatasan pelayanan kesehatan," kata Eni seperti dilansir Antara, Rabu (26/8). "Termasuk pelayanan KB jangka panjang, tidak memadainya alat pelindung diri, rantai pasok alat terganggu, alat kontrasepsi yang terbatas."


Terbatasnya alat kontrasepsi ini disebabkan karena adanya pembatasan transportasi. "Karena mengalami hambatan pengiriman lantaran ada pembatasan transportasi penerbangan sehingga berdampak pada kontinuitas pelayanan KB," ujarnya.

Selama periode April-Mei, pelayanan KB menurun sebara 10 persen. "Dampak pelayanan KB karena COVID-19 diperkirakan akan terjadinya baby boom 375 ribu sampai 500 ribu kehamilan," ungkapnya.

Lonjakan angka kelahiran tidak hanya terjadi di Indonesia. Eni mengungkapkan jika berdasarkan uji studi yang dilakukan oleh sejumlah organisasi dunia, diperkirakan ada 47 juta perempuan di dunia yang tidak bisa mengakses alat kontrasepsi.

Hal ini mengakibatkan munculnya 7 juta kehamilan yang tidak diinginkan. Selain itu, studi juga mengungkap terjadinya 31 juta kasus kekerasan berbasis gender dan 13 juta perkawinan anak yang terjadi di negara berkembang.

Seperti yang diprediksi sebuah badan amal global World Vision sebelumnya. Mereka menyebut sedikitnya empat juta gadis di dunia terancam mengalami pernikahan dini selama dua tahun ke depan.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait