MPR Desak Polri Usut Paguyuban di Garut yang Ubah Lambang Pancasila
Nasional

Wakil Ketua MPR, Arsul Sani pun meminta Polri untuk mengusut munculnya Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut, Jawa Barat, yang berani memodifikasi lambang Garuda Pancasila.

WowKeren - Munculnya Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut, Jawa Barat, menjadi sorotan masyarakat baru-baru ini. Pasalnya, paguyuban ini telah berani memodifikasi lambang Garuda Pancasila.

Menanggapi persoalan ini, Wakil Ketua MPR, Arsul Sani pun meminta Polri untuk mengusut kasus ini. "Soal ini sebaiknya Polri beserta aparatur pemerintahan terkait melakukan penyelidikan secara seksama, namun tidak perlu elemen masyarakat lainnya yang bertindak," ujar Arsul dilansir detikcom, Rabu (9/9).

Lebih lanjut Arsul menjelaskan jika penyelidikan dilakukan demi mencari ada tidaknya unsur pidana dari kasus tersebut. Hal tersebut dikarenakan berkaitan langsung dengan lambang negara.

"Juga meneliti apakah ini sekedar ekspresi yang salah namun sepenuhnya ada dalam wilayah motif sosial-budaya, bukan motif politik," imbuh Arsul. "Jika motifnya ada dalam wilayah sosial budaya maka tugas aparatur pemerintahan terkait termasuk Pemkab setempat untuk melakukan pembinaan."

Sependapat dengan Arsul, Wakil Ketua MPR RI lainnya, Syarief Hasan menilai polisi harus mengusut tuntas dan mencari siapa saja yang terlibat. Selain itu, ia meminta warga sekitar harus diberikan bacaan agar paham terkait 4 pilar MPR.


"Masyarakat di sekitarnya harus diberikan literasi tentang 4 pilar MPR," tuturnya. "lni juga merupakan bagian tugas MPR memberikan literasi sosialisasi 4 pilar MPR."

Sebelumnya, kejanggalan terkait paguyuban tersebut telah ditemui oleh pihak kabupaten. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut, Wahyudijaya, menyebutkan jika paguyuban ini mengubah arah kepala lambang Garuda.

"Di antara kejanggalan yang kami lihat, paguyuban ini berani menggunakan lambang Negara Indonesia, yaitu burung Garuda yang diubah," kata Wahyu, Selasa (8/9). "Kepalanya jadi menghadap ke depan, dan tulisan Bhinneka Tunggal Ika diganti dengan kalimat lain."

Menurut informasi yang diterimanya, Wahyu menyebutkan jika paguyuban itu selama ini kegiatannya hanya berupa pengajian saja. Yang mana, tujuan dari digelarnya pengajian adalah untuk mencari pengikut.

"Dari Camat Caringin, kita mendapatkan informasi bahwa paguyuban ini kegiatannya baru pengajian saja," tambah Wahyu menjelaskan. "Pengajian sendiri dilakukan untuk mencari pengikut."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait