Belajar Dari Rumah Bisa Picu Depresi Dan Bunuh Diri Pada Anak, Peneliti Beri Penjelasan
Getty Images
Health

Hasil penelitian dari Tiongkok mengungkapkan jika belajar dari rumah selama pandemi dapat meningkatkan depresi hingga risiko bunuh diri pada anak. Ini penjelasannya.

WowKeren - Pandemi virus corona telah membuat masyakarat dunia tidak bisa hidup normal seperti sediakala. Pasalnya selama pandemi, cara hidup mulai berubah karena setiap aktivitas seperti bekerja hingga bersekolah harus menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

Bahkan, sekarang sebagian besar pelajar di dunia terpaksa harus belajar dari rumah. Hal tersebut merupakan dampak keputusan berbagai negara yang memilih menutup sekolah demi menekan laju penyebaran virus corona dan menjaga keselamatan anak-anak.

Meski demikian, penelitian terbaru dari Tiongkok mengungkapkan dampak negatif belajar dari rumah. Rupanya, anak-anak yang belajar dari rumah berpotensi mengalami masalah kesehatan mental. Mereka diungkapkan rentan mengalami depresi dan bahkan berpotensi melakukan upaya bunuh diri.

Penelitian tersebut telah diterbitkan dalam JAMA Network Open pada Jumat (11/9). Studi ini membandingkan laporan masalah kesehatan mental sejak November 2019 atau sebelum pandemi dimulai, hingga pertengahan Mei 2020 yang merupakan dua minggu jelang memasuki semester musim semi baru, ketika sekolah dibuka kembali.


Dalam penelitian, terungkap bagaimana penutupan sekolah telah memisahkan anak-anak dari teman-temannya dan lingkungan sosialnya. Situasi tersebut diungkap peneliti berimbas pada kesejahteraan mental mereka.

Dilansir CNN, para peneliti yang berasal dari Universitas Kedokteran Anhui telah melakukan survei pada 1.241 siswa yang duduk di kelas empat hingga 8 SMP. Peserta survey diketahui tinggal di Chizhou, Provinsi Anhui. Daerah tersebut rupanya tidak memiliki banyak kasus virus corona.

Hasilnya, sebesar 25 persen siswa melaporkan telah mengalami depresi pada bulan Mei 2020. Sedangkan sebesar 19 persen mengalami depresi pada November 2019 lalu.

Selain itu, upaya bunuh diri juga meningkat dua kali lipat. Bulan November lalu, upaya bunuh diri dilaporkan sebesar 3 persen. Jumlah tersebut melonjak di tengah pandemi pada Mei lalu, dimana sebesar 6,4 persen anak berupaya bunuh diri.

Oleh sebab itu, setiap pemimpin sekolah didesak agar segera menyiapkan layanan kesehatan mental . Layanan tersebut diyakini dapat membantu anak-anak melewati masalah depresi dan mempersiapkan mereka untuk kembali ke sekolah begitu lockdown selesai.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait