Resesi Tak Cuma Hantam RI, Kemenkeu: 97 Persen Negara Di Dunia Terdampak
Nasional

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan jika tidak hanya Indonesia saja yang terhantam resesi imbas pandemi virus corona, namun juga hampir semua negara terdampak.

WowKeren - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali angkat berbicara mengenai situasi Indonesia yang hampir dipastikan mengalami resesi imbas pandemi virus corona. Resesi disebut tidak hanya menghantam Indonesia saja namun juga dialami oleh 92 persen negara di dunia.

Sebagai informasi, sebuah negara disebut mengalami resesi jika pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Indonesia sendiri telah mengalami kontraksi pada kuartal II.

Hal serupa diprediksi kembali terjadi di kuartal III. Terlebih, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani beberapa waktu lalu telah memastikan jika Indonesia akan mengalami resesi.

Senada dengan Sri Mulyani, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu juga menyatakan jika Indonesia memang tidak mampu menghindari dari resesi ekonomi pada kuartal III 2020. Diprediksi jika pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami minus 1 persen sampai minus 2,9 persen di kuartal III.


”Tahun ini sudah jelas resesi, tapi jangan terlalu gegabah menginterpretasikan Indonesia akan minus 1 persen resesi,” jelas Fabrio saat sesi tanya jawab bersama awak media secara virtual seperti dilansir dari CNNIndonesia, Kamis (1/10). “Iya, resesi, tapi lihat dunia, 92 persen resesi. Bahkan, mayoritas dunia resesinya sampai 10 persen, 15 persen, India malah minus 24 persen.”

Lebih lanjut Fabrio mengungkapkan dampak resesi akan membuat perekonomian Indonesia finish dengan hasil negatif. Ia memprediksi ekonomi di Indonesia akan ditutup dengan kisaran minus 0,6 persen hingga 1,7 persen di tahun 2020.

Hasil tersebut tercermin dari tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami penurunan alias deflasi sampai tiga bulan berturut-turut. Tercatat, pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,1 persen, Agustus minus 0,05 persen, dan September 0,05 persen.

”Inflasi inti belum negatif, tapi semakin kecil, ini menunjukkan permintaan belum pulih secepat yang dibayangkan,” papar Fabrio. “Sepanjang pertumbuhan ekonomi negatif, biasanya inflasi akan rendah, dalam konteks saat ini, 3 bulan berturut-turut deflasi kecil.”

“Resesi bukan sesuatu yang terlalu penting kapan resesinya. Kami memang bukan saat ini mengatakan masalah gampang, ini sangat berat dan semua dunia menghadapi masalah yang sama,” sambungnya. “Kami lakukan target dan hitung-hitungan dengan hati-hati dalam kapasitas fiskal yang kami buat.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait