Menristek Nilai Ranking Universitas RI Di ASEAN Mengenaskan, Ini Penyebabnya
Nasional

Menurut Menteri Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek BRIN) Bambang Brodjonegoro, hanya ada satu universitas RI yang masuk 10 besar perguruan tinggi top se-ASEAN.

WowKeren - Menteri Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek BRIN) Bambang Brodjonegoro membahas soal riset yang masih minim di Indonesia. Menurut Bambang, hal tersebut dapat dilihat dari ranking Universitas di Indonesia yang masih tertinggal dibanding negara lain.

Bambang menjelaskan bahwa berdasarkan QS World Ranking, perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, hingga Universitas Gadjah Mada masih berada di peringkat 300-an. Bambang bahkan menilai ranking perguruan tinggi Indonesia di tingkat Asia Tenggara (ASEAN) juga masih mengenaskan.

"Kalau kita lihat di ASEAN itu juga mengenaskan, karena di top 10-nya ASEAN, Indonesia hanya satu dan itu nomor 9," ungkap Bambang tanpa menyebut nama Universitas tersebut, Senin (26/10). "Di atas Indonesia berarti ada 8, 1 dari Thailand, 5 dari Malaysia, dan 2 dari Singapura. Jadi artinya di ASEAN pun kita ketinggalan."

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa ranking perguruan tinggi Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain karena jumlah publikasi risetnya. Selain itu, riset di luar Universitas pun juga bernasib sama.


Menurut Bambang, salah satu penyebab minimnya riset di Tanah Air adalah biaya alias budget. Bambang menyatakan bahwa hanya 0,25 persen dari total GDP Indonesia yang dialokasikan untuk kepentingan riset.

Total jumlah alokasi tersebut sebenarnya mencapai Rp 40 triliun. Namun dana tersebut digunakan untuk keperluan riset dari Sabang hingga Merauke, baik untuk pihak pemerintah maupun swasta.

"Kelihatannya besar, tapi Rp 40 T ini untuk semua se-Indonesia," tutur Bambang. "Baik pemerintah maupun swasta."

Selain itu, Bambang juga mengungkapkan bahwa sumber pendanaan riset saat ini paling banyak dari negara. Menurut Bambang, 80 persen anggaran riset di Indonesia berasal dari pemerintah.

"Dari angka yang kecil tadi, 80 persennya datang dari anggaran pemerintah. Mohon maaf kalau mengatakan riset di Indonesia itu jalan kalau ada kucuran APBN," ungkap Bambang. "Padahal bukan itu esensi dari riset, karena seolah-olah kalau nunggu kucuran dari APBN, berarti riset itu adalah kegiatan yang ditentukan oleh APBN, maksudnya kalau APBN-nya banyak, risetnya banyak, kalau APBN sedang cekak, risetnya terbatas."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru