Ada Siswa SMP di Jakbar Dapat Nilai Nol Karena PJJ, Ini Tanggapan Kemendikbud
Nasional

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud memberi tanggapan soal siswa SMP di Jakarta yang nilai 1 semesternya kosong lantaran tak memiliki fasilitas elektronik untuk mengikuti pembelajaran secara daring.

WowKeren - Seorang siswa SMP di Jakarta mengaku nilainya selama satu semester kosong lantaran tak memiliki telepon pintar atau smartphone untuk mengikuti pembelajaran secara daring. Hal ini lantas mendapat sorotan dari Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Evy Mulyani.

Evy mengatakan jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukan hanya dilakukan secara daring menggunakan telepon pintar maupun laptop. Ada sejumlah alternatif lain agar siswa bisa tetap menjalankan PJJ di tengah pandemi COVID-19.

"Berbagai alternatif PJJ telah diterapkan, sehingga tidak hanya melalui daring yang memerlukan gawai dan akses internet, tetapi juga Belajar Dari Rumah di TVRI, radio edukasi Kemendikbud," ujar Evy, Senin (26/10).

Evy menjelaskan, pihaknya juga menyediakan beragam modul pembelajaran yang bisa diunduh oleh berbagai pihak yang berkepentingan, termasuk orang tua siswa. "Kemendikbud juga telah menyediakan berbagai modul sederhana bagi guru, orang tua, dan siswa, sehingga dapat dipergunakan atau dipelajari mandiri dengan kolaborasi guru dan orang tua," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan jika PPJ semestinya tidak menjadi beban bagi peserta didik. Model pembelajaran serta penugasan tak melulu mesti mengandalkan daring.


"Aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa dengan memperhatikan kondisi psikologis siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah," katanya.

Ia pun berharap agar semua pihak dapat bahu-membahu menegakkan pemenuhan hak anak dalam pendidikan selama pandemi ini tanpa membebani para siswa. "Semua pihak termasuk seluruh kepala daerah, kepala satuan pendidikan, orang tua, guru, dan masyarakat tentunya harus bergotong-royong mempersiapkan pembelajaran di masa pandemi ini," pungkasnya. "Dengan semangat gotong-royong di semua lini, kita pasti mampu melewati semua tantangan ini."

Seperti yang telah diketahui, seorang siswa SMP bernama Aditya mengaku nilainya selama satu semester kosong lantaran dirinya tak bisa mengikuti pembelajaran daring disebabkan tak memiliki ponsel pintar. Bukan tanpa alasan Aditya tak bisa membeli gawai sebagai penunjang belajar online.

Ayah Aditya yang berprofesi sebagai montir telah kehilangan pekerjaannya akibat pandemi COVID-19. Sedangkan kakaknya bernama Rivai, hanya lulusan SD dan masih menganggur.

Menurut Rivai, pihak sekolah mengetahui kendala yang dialami adiknya. Bahkan, pihak sekolah sempat mengunjungi Aditya. Oleh karena itu, Rivai menilai jika adiknya perlu diberikan kesempatan melakukan ulangan susulan.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru