Ini Langkah Bio Farma Untuk Cegah Pemalsuan Vaksin Corona
Nasional

Kepala Divisi Unit Klinik dan Imunisasi Bio Farma, Mahsun Muhammadi, mengungkapkan pihaknya akan mendistribusikan vaksin COVID-19 hingga ke Dinkes provinsi dengan menggunakan moda transportasi berpendingin.

WowKeren - Masyarakat kini tengah menantikan tersedianya vaksin virus corona (COVID-19) untuk mengatasi pandemi. Bio Farma pun memastikan bahwa vaksin COVID-19 akan aman dari pemalsuan saat telah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Salah satu cara Bio Farma mencegah pemalsuan tersebut adalah melengkapi produk vaksin dengan dua dimensi (2D) data matriks berstandar GS1. "Kami lakukan juga dengan dua dimensi data matriks yang akan ditempel sehingga bisa dideteksi, dan tidak akan mudah untuk dipalsukan," ungkap Kepala Divisi Unit Klinik dan Imunisasi Bio Farma Mahsun Muhammadi dilansir Antara pada Kamis (29/10).

Selain itu, Mahsun juga menjamin bahwa pengemasan vaksin COVID-19 akan dilakukan sedemikian rupa sesuai standar demi menjamin kualitas agar tetap baik sampai di lokasi pengiriman. Menurut Mahsun, pada setiap label vial vaksin sudah dilengkapi dengan 2D data matriks yang memuat kode serialisasi yang dibuat secara acak untuk menghindari duplikasi.

Bio Farma juga menyiapkan aplikasi Bio Tracing untuk mengecek keaslian produk vaksin. "Di box-nya kami siapkan dengan standar GS1, jadi ada kode seri tersendiri sehingga ini menghindari duplikasi agar bisa di-'tracking' (dilacak) semuanya," jelas Mahsun.


Sebagai informasi, Bio Tracking adalah aplikasi yang bisa digunakan di telepon pintar (smartphone). Aplikasi ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengetahui keaslian dan informasi produk vaksin.

"Kami menyiapkan namanya Bio Tracking, posisi GPS, temperaturnya juga kita cek, ada sensor di pintunya, juga check pointnya, alur jalannya juga bisa kita deteksi," papar Mahsun. "Di konsumen akhir ini dengan handphone nanti bisa di deteksi dengan barcoding tertentu dengan dua dimensi data matrix."

Nantinya, Bio Farma akan mendistribusikan vaksin COVID-19 hingga ke Dinas Kesehatan tingkat provinsi dengan menggunakan moda transportasi berpendingin. Setelah itu, Dinkes tingkat provinsi akan mendistribusikan vaksin tersebut ke Dinkes kabupaten/kota lalu ke puskesmas hingga akhirnya ke tangan konsumen.

Untuk pihak swasta, distribusi tidak akan dilakukan melalui Dinkes melainkan lewat distributor yang akan masuk ke rumah sakit atau klinik-klinik swasta. "Tapi swasta saya kira berikutnya setelah yang pemerintah ini semua 'clear', aman, baru nanti kami bergerak ke swasta," pungkas Mahsun.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait