Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membentuk KSBB dalam rangka membantu para peserta didik maupun tenaga pendidik yang mengalami kesulitan saat pembelajaran jarak jauh.
- Zodiak Yanuarita
- Jumat, 27 November 2020 - 13:21 WIB
WowKeren - Meski sudah berlangsung selama beberapa bulan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) rupanya masih menyisakan persoalan. Salah satunya terkait kepemilikan gawai bagi para peserta didik.
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta mencatat 171.998 peserta didik dan 12.649 pendidik tak memiliki gawai untuk menunjang kegiatan PJJ. Adapun jumlah ini tercatat selama kurun waktu 2 bulan yakni September dan Oktober masa pendataan awal penerima bantuan gawai dari dinas pendidikan DKI untuk program Kolaborasi Sosial Berskala besar (KSBB).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membentuk KSBB dalam rangka membantu para peserta didik maupun tenaga pendidik yang mengalami kesulitan saat PJJ. Melalui program ini, pihak yang mampu bisa mendonasikan gawai yang mereka miliki untuk diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan.
"Ini adalah bentuk gotong royong dalam aksi konkrit, sehingga muncul KSBB," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Mengapa ini dilakukan supaya kepemilikan masalah ada di kita semua."
Paket bantuan gawai yang diberikan meliputi gawai peserta didik, berupa tablet atau smartphone baru atau bekas layak pakai. Sedangkan untuk tenaga pendidik, sasarannya adalah mereka yang tak memiliki gawai untuk membuat bahan ajar untuk PJJ.
Bantuan yang diberikan kepada tenaga pendidik, akan menjadi milik sekolah dan dipinjamkan kepada guru yang membutuhkan. Bantuan gawai meliputi komputer atau laptop, baik itu baru maupun bekas.
Seperti diketahui, PJJ memang bukan tanpa halangan. Selain masalah gawai, keterbatasan jangkauan sinyal maupun keterbatasan kuota internet juga menjadi masalah lain. Tak jarang persoalan ini kerap disebut-sebut menjadi penyebab banyak siswa yang akhirnya stres.
Seperti beberapa waktu lalu yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi, kualitas PJJ dinilainya menurun. Dari hasil kunjungan ke sejumlah sekolah di Jatim, ditemukan beberapa kasus siswa yang stres karena terlalu lama tidak sekolah tatap muka.
(wk/zodi)