Setop Remehkan Corona! IDI Catat 342 Nakes Meninggal Sejak Maret
AFP/Paolo Miranda
Nasional

IDI mengaitkan kematian ratusan tenaga kesehatan ini tak lepas dari rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap bahaya wabah virus Corona. Total 342 orang ini dihimpun sejak Maret.

WowKeren - Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman meyakini dampak terburuk wabah virus Corona belum tampak di Indonesia. Dan meski situasinya seperti itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan tenaga medis yang meninggal akibat COVID-19 mencapai 342 orang.

Angka ini diperoleh dari hasil survei Tim Mitigasi IDI sejak Maret hingga Desember 2020. Dilansir dari Detik Health, sebanyak 192 dari 342 korban jiwa itu berprofesi sebagai dokter. Kemudian sebanyak 136 lainnya adalah perawat dan 14 orang adalah dokter gigi.

Sebanyak 101 dokter yang wafat merupakan dokter umum, dengan 4 di antaranya guru besar. 89 orang merupakan dokter spesialis, dengan 7 di antaranya guru besar. Sementara sebanyak 2 orang residen meninggal dunia akibat COVID-19.

Bila meninjau persebarannya, Jawa Timur menjadi provinsi dengan korban jiwa terbanyak, yakni 39 dokter, 2 dokter gigi, dan 36 perawat meninggal dunia akibat COVID-19. DKI Jakarta menyusul setelahnya dengan 31 dokter, 5 dokter gigi, dan 21 perawat meregang nyawa akibat infeksi virus Corona.


Terkait dengan banyaknya tenaga medis yang meninggal dunia akibat infeksi virus Corona ini tentu memicu rasa prihatin IDI. Tim Advokasi dan Hubungan Eksternal dari Tim Mitigasi Pengurus Besar (PB) IDI, Dr. Eka Mulyana, SpOT(K), MKes, SH, MHKes mengaitkannya dengan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap wabah COVID-19.

Menurut Eka, banyak masyarakat yang masih menilai COVID-19 sebagai hoaks atau hasil konspirasi belaka. Padahal kenyataannya virus ini benar-benar nyata dan telah memakan nyawa banyak orang dalam waktu singkat.

"Kami berharap apabila Anda termasuk orang yang tidak mempercayai adanya COVID-19 ini, namun janganlah mengorbankan keselamatan orang lain dengan ketidakpercayaan tersebut," ujar Eka dalam rilisnya, Sabtu (5/12). "Tingginya lonjakan pasien COVID serta angka kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan menjadi peringatan kepada kita semua untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan (3M)."

Pada kesempatan berbeda, IDI juga menyoroti datangnya 3 agenda yang berpotensi memicu klaster COVID-19 besar di Indonesia. Ketiga agenda itu adalah Pilkada serentak pada Rabu (9/12), diikuti libur akhir tahun, serta pembukaan sekolah tatap muka pada Januari 2021.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait