Menko Luhut Wajibkan Penumpang Kereta Jarak Jauh Rapid Test Antigen, Apa Kata KAI?
Nasional

Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan memberi arahan agar penumpang KA jarak jauh dan pesawat rute domestik mengantongi hasil rapid test antigen 2x24 jam sebelum berangkat.

WowKeren - Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan wabah COVID-19 di Indonesia. Yang terbaru adalah arahan dari Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut Binsar Pandjaitan terkait syarat kesehatan penumpang kendaraan umum.

Luhut rupanya mewajibkan para penumpang kereta api jarak jauh untuk mengantongi dokumen rapid test antigen H-2 perjalanan. Kebijakan yang sama juga berlaku untuk penumpang pesawat rute domestik selama masa angkut libur Natal dan Tahun Baru.

"Rapid test antigen ini memiliki sensitivitas yang lebih baik bila dibandingkan rapid test antibodi," beber Luhut, Selasa (15/12). Lantas seperti apa kata Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo, menyusul kebijakan baru ini?

"KAI masih menunggu keputusan dari Dirjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan," tegas Didiek, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (16/12). Karena itulah, sampai saat ini KAI tetap menerapkan kebijakan sebelumnya yakni kewajiban penumpang menggunakan rapid test antibodi.

"Surat Edaran (SE) yang lama masih me-refer kepada rapid test (antibodi). Untuk (layanan rapid test antigen) no comment dulu," tegas Didiek.


Berbeda dengan Dirut KAI yang cenderung memberi tanggapan netral, penumpang malah sigap mengungkap reaksi kontra. Banyak dari mereka yang menyayangkan mengapa kebijakan ini begitu mendadak disampaikan. Pasalnya tiket keberangkatan sudah dipesan sejak jauh-jauh hari.

"Kalau tahu kaya begini kan bisa ditunda dulu ya, harusnya pulangnya. Kalau udah terlanjur beli tiket masa mau dibatalin. Kan mau enggak mau harus siap-siap bayar rapid antigennya," tutur Indah, salah seorang pegawai instansi pemerintah yang akan melakukan mudik semasa libur panjang Nataru itu.

Indah pun menyoroti ketersediaan rapid test antigen yang kemungkinan belum merata di seluruh Indonesia. "Di daerah kan beda. Harganya juga mungkin beda. Aku sendiri enggak tahu apa ada rapid antigen di tempatku," gerutunya.

Hal sama juga disampaikan oleh Ina. Namun selain mempermasalahkan harga tesnya, Ina juga mempertimbangkan waktu karena tes harus dilakukan 2 hari sebelum keberangkatan.

"Kalau rapid test-nya bisa di stasiun sih mending lah," tuturnya. "Tapi kalau di rumah sakit itu loh, repot juga kan."

Kendati banyak reaksi kontra, para penumpang tampaknya tidak akan membatalkan perjalanan mereka. Sebab di tengah pandemi COVID-19 sulit untuk mendapatkan waktu libur panjang meski perjalanan yang ditempuh sangat berisiko.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru