Jelang Libur Nataru, Pemerintah Siapkan Mekanisme Perjalanan Antar Kota
Nasional

Pemerintah tengah memfinalisasi kebijakan terkait pelaku perjalanan antar kota untuk mencegah lonjakan kasus baru COVID-19 jelang libur Nataru yang meliputi persyaratan sampai mekanisme perjalanan dan kembali ke tempat asalnya.

WowKeren - Pemerintah berusaha untuk menekan lonjakan kasus COVID-19 jelang liburan Natal dan Tahun Baru 2021. Salah satunya adalah dengan memfinalisasi kebijakan terkait pelaku perjalanan antar kota. Aturan tersebut meliputi persyaratan sampai mekanisme perjalanan dan kembali ke tempat asalnya.

Tingginya mobilitas di masa pandemi COVID-19 berisiko tinggi terhadap penularan. Hal tersebut perlu diantisipasi jelang libur panjang akhir tahun yang sudah dekat karena kerap dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian baik untuk silaturahmi maupun berwisata.

"Pengambilan kebijakan terkait pelaku perjalanan dilakukan karena selalu ada tren kenaikan kasus setiap adanya masa liburan panjang," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers perkembangan penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (15/12) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.


Berdasarkan studi peneliti Tiongkok mengenai dampak mobilitas libur panjang Imlek di Negeri Tirai Bambu tahun ini, ditemukan bahwa kota yang letaknya lebih dekat dengan pusat epidemik COVID-19, sekaligus dekat dengan daerah perkotaan padat penduduk akan memilki risiko kemunculan kasus baru yang lebih tinggi.

"Lalu, pembatasan mobilitas antarkota dapat menekan peluang risiko penularan sebesar 70 persen," bunyi dari hasil studi tersebut. "Dan pembatasan mobilitas dalam kota sebesar 40 persen harus diikuti monitoring dan evaluasi yang baik."

Sementara itu, menurut studi dari Chun Chang terkait dampak wabah di Taiwan, ditemukan bahwa waktu, durasi, dan tingkat pembatasan perjalanan memiliki andil dalam menentukan besar jumlah kasus. "Selain itu, sudah jelas berdasarkan data, kita sudah sama-sama mempelajari bahwa setiap liburan yang meningkatkan mobilitas penduduk akan mengakibatkan lonjakan kasus pada 2 hingga 4 minggu setelahnya," ujarnya.

Oleh karena itu, Wiku menyarankan masyarakat untuk tetap di rumah saat momen libur panjang akhir tahun demi mencegah lonjakan kasus baru COVID-19. "Saya mengimbau masyarakat, jika perjalanan tidak mendesak diharapkan tidak melakukannya," imbuhnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru