Mutasi Corona Dari Inggris Mematikan, Tes PCR Sampai Dinilai Tak Bisa Deteksi Virus
Nasional

Ahli epidemiologi menyebut tes swab PCR tetap tidak mampu menjadi ‘perisai’ untuk mendeteksi mutasi virus corona mematikan dari Inggris. Terungkap, ini penyebabnya.

WowKeren - Inggris telah mengidentifikasi varian baru virus corona SARS-CoV-2 bernama VUI 202012/01. Mutasi virus COVID-19 ini disebut menyebar lebih cepat dan mematikan ketimbang virus corona biasa. Akibatnya, sejumlah negara langsung melarang penerbangan dari dan ke Inggris demi mencegah masuknya mutasi virus corona baru ini.

Ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman bahkan menyebut tes swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) tidak akan cukup untuk mendeteksi mutasi COVID-19 baru itu. Penyebabnya, PCR hanya bisa mengetahui seseorang terpapar virus corona atau tidak, namun tidak bisa mengenali strain virus tersebut.

”Untuk melihat mutasi virus baru Inggris itu dibutuhkan pemeriksaan tambahan,” kata Dicky seperti dilansir dari CNNIndonesia, Senin (28/12). “Tes PCR saja tidak cukup, sekarang harus ada pemeriksaan genome sequence namanya.”

Dicky menjelaskan metode whole genom sequencing (WGS) dapat menjadi solusi untuk mendeteksi mutasi COVID-19 dari Inggris itu. Metode ini merupakan proses pengurutan seluruh rangkaian DNA dengan prosedur laboratorium untuk menentukan urutan genom/DNA suatu organisme.


Prosedur yang dilakukan adalah dengan mengambil sel organisme lebih dulu, untuk kemudian diekstraksi bagian DNA-nya. Hal ini dapat membantu menghubungkan kasus mutasi virus corona baru ini dengan lainnya sehingga pendeteksian dan penyebaran dapat diantisipasi dengan cepat.

Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia diminta untuk memperkuat laboratorium dan sumber daya manusia (SDM)-nya demi melakukan upaya tambahan ini. Sehingga, bila varian baru virus dari Inggris itu terdeteksi masuk di Tanah Air, maka pemerintah dapat bergerak sigap melakukan langkah tes, telusur, dan tindak lanjut (3T).

”Kendalikan pandemi dengan strategi penguatan mendasar 3T dan sudah tidak cukup 3M tapi 5M,” jelas Dicky. “Ditambah membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan atau keramaian.”

Tak hanya itu, Dicky juga menyarankan pemerintah segera menutup akses penerbangan dan kedatangan dari Warga Negara Asing (WNA) dari negara yang telah terdampak mutasi ini. Diantaranya adalah Singapura, Jepang, Kanada, Italia, Denmark, Israel, Belanda, serta Australia.

”Semua pintu masuk harus diperkuat, baik darat, laut, dan terutama udara,” saran Dicky. “Pengetatan setiap warga negara yang masuk terutama negara yang terdampak, ada 14 negara kurang lebih. Nah, itu harus dideteksi.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru