16 Siswa SMA Positif COVID-19, Sekolah Tak Kantongi Izin Pembelajaran Tatap Muka
Pixabay
Nasional

Sebanyak 16 siswa SMA Terpadu Krida Nusantara, Cibiru, Kota Bandung, dinyatakan positif terpapar COVID-19. Sedangkan 300 siswa lainnya sedang dalam proses pemulangan ke daerahnya masing-masing.

WowKeren - Sebanyak 16 siswa SMA Terpadu Krida Nusantara, Cibiru, Kota Bandung, dinyatakan positif terpapar COVID-19. Hal ini terjadi kala sekolah tatap muka kembali digelar.

Adapun 300 siswa lainnya sedang dalam proses pemulangan ke daerahnya masing-masing. Sekretaris Daerah (Sekda) sekaligus Ketua Harian Gugus Tugas COVID-19 Kota Bandung Ema Sumarna menyatakan, ternyata sekolah tersebut tak memiliki surat perizinan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dari Satgas COVID-19 Kota Bandung.

"Krida itu sebenarnya sudah kita tangani," kata Ema di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (29/3). "Pertama mereka itu tidak pernah ada izin penyelenggaraan PTM, itu kesalahan mereka."

Sebelumnya, ke-16 siswa tersebut diketahui tengah melakukan isolasi di yayasan, namun kemudian dipindahkan beberapa diantaranya ke Pindad dan RS Hermina. "Dan isolasi yang 16 orang itu jauh dari efektif. Saya minta satgas untuk tidak di Krida (isolasi mandiri) karena khawatir tidak memenuhi standar," ujarnya.


Meski belum ada sanksi yang dilayangkan bagi yayasan, Ema menyebut teguran keras secara lisan sudah diberikan untuk tidak mengulang tindakan yang serupa. "Saya ingatkan biar mereka tidak mengulang ada kegiatan apapun hal semacam ini wajib berkoordinasi dengan satgas. Jadi jangan curi-curi di belakang akhirnya kita juga seperti kecolongan," paparnya.

Perihal tindakan lanjutan dari kasus tersebut, seluruh peserta didik akan diminta untuk dipulangkan sementara dan kegiatan PTM dihentikan. "Tindakannya, kita mintakan mereka menghentikan semua kegiatan pendidikan karena tidak sesuai dengan situasi dan kondisi pandemi yang ada di Kota Bandung," tuturnya.

"Makanya kita rekomendasikan semua siswa itu dipulangkan," lanjutnya. "Dan yayasan yang waktu itu diwakili oleh Pak Oji Mahroji, mantan Kadisdik Kota Bandung dia mengikuti cuman minta waktu sebelum dipulangkan, mereka akan di PCR dengan biaya yang dibebankan pada yayasan."

Adanya peristiwa ini membuat Ema menilai jika setiap lembaga pendidikan dari level TK hingga Perguruan Tinggi belum siap melaksanakan PTM. "Karena masalah COVID-19 ini kan tidak ada istilah batasan usia. Faktanya semua banyak yang terkena (berbagai usia)," katanya.

Seperti yang telah diketahui, sejumlah daerah telah mengkaji pembukaan sekolah tatap muka. Bahkan pemerintah sendiri tengah mendorong pelaksanaan PTM pada bulan Juli mendatang usai vaksinasi terhadap para guru dan tenaga pendidik rampung.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait