Kepala BPOM Tak Mau Komentar Soal Vaksin Nusantara Lagi
Instagram/bpom_ri
Nasional

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, juga menjelaskan bahwa tugas BPOM dalam memantau pengembangan Vaksin Nusantara telah selesai.

WowKeren - Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kini ramai diperbincangkan karena tetap melanjutkan uji klinis meski belum mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pihak BPOM sendiri menyatakan tidak terkait dengan aktivitas uji klinis Vaksin Nusantara kepada relawan manusia tersebut.

Ditanya mengenai konsekuensi uji klinis Vaksin Nusantara tersebut, Kepala BPOM Penny K Lukito mengaku sudah tidak mau berkomentar. "Saya tidak mau komentari, karena vaksin dendritik atau nama vaksin Nusantara sudah beralih sekarang, saya sudah tidak mau komentari lagi, sudah beralih," jawab Penny dalam konferensi pers pada Jumat (16/4).

Dalam kesempatan tersebut, Penny juga menjelaskan bahwa tugas BPOM dalam memantau pengembangan Vaksin Nusantara telah selesai. Pasalnya, BPOM telah memberikan penilaian terhadap uji klinis fase I Vaksin Nusantara dan menyatakan bahwa prosesnya tak memenuhi standar untuk lanjut ke tahap berikutnya.

"Apa yang sekarang terjadi di luar BPOM. Bukan kami untuk menilai itu," tegas Penny. "BPOM hanya pendampingan saat uji klinik yang sesuai standar good clinical trial yang berlaku internasional untuk umum."


Apabila tim peneliti Vaksin Nusantara kemudian tetap melanjutkan uji klinis terhadap manusia, maka pihak BPOM disebut Penny sudah tidak bisa berkomentar lagi. Penny menegaskan bahwa vaksin virus corona (COVID-19) buatan dalam negeri tersebut masih perlu melakukan koreksi sebelum berlanjut ke uji klinis fase II.

"Vaksin Nusantara kami tidak bisa jawab. Sebagaimana hasil penilaian Badan POM terkait fase pertama uji klinik dendritik belum bisa dilanjutkan ke fase II dan ada temuan correction action," paparnya. "Koreksi itu harus ada perbaikan dulu kalau mau maju ke fase kedua."

Vaksin Nusantara juga disebut belum melakukan tahapan preklinik. Menurut Penny, tahapan preklinik penting karena bertujuan untuk memastikan perlindungan bagi relawan yang dilibatkan dalam penyuntikan.

"Kalau tidak dilakukan dan langsung loncat ke clinical trial, nanti kesalahannya ada di sana," pungkasnya. "Yang namanya penelitian memang begitu. Kita belajar dari tahapan-tahapan yang ada. Harusnya bisa dapat dikoreksi, diperbaiki."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait