Kapal KRI Nanggala 402 Terbelah Jadi Tiga, TNI AL Siap Evakuasi Jenazah 53 Awak
Wikipedia
Nasional

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengungkap kronologi terkuaknya fakta soal badan kapal yang terbelah jadi tiga. Yudo juga mengungkap rencana evakuasi jenazah 53 awak KRI Nanggala.

WowKeren - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto secara resmi mengumumkan kapal selam KRI Nanggala-402 telah dipastikan tenggelam dan 53 awak dinyatakan gugur. Dalam jumpa pers, Marsekal Hadi sempat menyampaikan duka mendalam untuk keluarga dari awak KRI Nanggala-402.

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengungkap jika kapal selam yang hilang kontak sejak Rabu (21/4) di perairan Bali, itu kini sudah terdeteksi berada di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut. Yudo mengungkap kalau badan kapal terbelah jadi tiga bagian.

"Ini terdapat bagian-bagian dari KRI Nanggala. Di sana KRI Nanggala terbelah jadi tiga bagian," kata Yudo dalam jumpa pers Minggu (25/4)."Badan kapal, bagian buritan kapal. Ini lepas dari badan utamanya yang berbadan tekan."

Yudo mengungkap kalau informasi tersebut diperoleh berdasarkan pantauan KRI Rigel. Minggu (25/4) pukul 01.00 WITA, KRI Rigel berhasil mendapat kontak bawah air yang signifikan di sekitar posisi pertama tenggelamnya KRI Nanggala. Kontak didapat di kedalaman sekitar 800 meter. Data tersebut kemudian diserahkan kepada MV Swift Rescue milik Singapura. MV Swift Rescue lantas menurunkan ROV guna menindaklanjuti kontak bawah air laut yang diberikan KRI Rigel.

"Dan pukul 09.04 WITA, ROV Singapura dapatkan kontak visual pada posisi 07 derajat 48 menit 56 detik selatan dan 114 derajat 51 menit 20 detik timur, tepatnya dari datum satu tempat tenggelamnya KRI Nanggala berjarak kurang lebih 1.500 yard di selatan, pada kedalaman 838 meter terdapat bagian-bagian dari KRI Nanggala," ujar Yudo.


Saat ini, TNI Al akan melakukan proses evakuasi jenazah dari 53 awak kapal KRI Nanggala-402. Menurut Yudo, awak kapal yang gugur akan mendapat kenaikan pangkat dan diberi penghargaan. Yudo menambahkan kalau pengajuan untuk penghargaan ini akan diusulkan secara berjenjang. Mulai dari Panglima TNI hingga Presiden Joko Widodo.

"Nanti dievakuasi ke Surabaya, atau nanti tergantung permintaan keluarga," kata Yudo. "Kita akan berikan penghargaan kepada para prajurit Hiu Kencana di Nanggala. Dan segera kita proses."

Sebelumnya, Pengamat Militer Dari Institute For Security And Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, alasan awak KRI Nanggala tak berenang menyelamatkan diri. Bukan cuma karena tanggung jawab, alasan lainnya karena berenang di kedalaman 700-800 meter itu dinilai berbahaya.

Dilansir dari Schmidt Ocean Institute, tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter. Jika tekanan di udara adalah 1 atm, maka tekanan di kedalaman 700 meter adalah 70 atm. Sementara manusia hanya bisa bertahan pada tekanan sekitar 3 hingga 4 atm.

Jika tetap memaksakan berenang di kedalaman 700 meter disaat air masuk ke dalam kapal selam, maka kurang dari hitungan detik gendang telinga akan pecah, paru-paru akan mampat hingga menimbulkan rasa sakit luar biasa dan pecah serta diikuti oleh pembuluh darah dan organ seluruh tubuh yang ikut hancur.

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait