Kasus Varian COVID-19 Dari India Disebut Masuk Indonesia, Kemenkes Beri Penjelasan
Unsplash/Mufid Majnun
Nasional

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan ada 10 orang terpapar varian dari mutasi baru virus penyebab COVID-19 yang ditemukan di India.

WowKeren - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyebut bahwa virus corona (COVID-19) India telah masuk ke Indonesia. Menurutnya, ada 10 orang di Indonesia yang terpapar COVID-19 yang ditemukan di India.

"Mutasi virus baru meningkatkan kasus di India. Bahwa virus itu sudah masuk juga di Indonesia," ungkap Menkes Budi dalam keterangan pers pada Senin (26/4). "Ada 10 orang yang sudah terkena virus tersebut."

Namun demikian, Menkes Budi tidak menjelaskan mutasi virus apa yang ia maksud. Diketahui, India kini menghadapi kasus mutasi B.1.1.7 yang pertama kali ditemukan di Inggris, dan juga varian mutasi ganda B.1.617. Menkes Budi hanya mengungkapkan bahwa enam dari 10 kasus tersebut berasal dari luar negeri alias imported cases.

"Enam di antaranya adalah impor, jadi masuk dari luar negeri," papar Menkes Budi. "Empat di antaranya adalah transmisi lokal. Ini yang perlu kita jaga."


Adapun transmisi lokal tersebut terdiri dari dua kasus di Sumatera, satu kasus di Jawa Barat, dan satu kasus di Kalimantan Selatan. "Jadi untuk provinsi-provinsi di Sumatera, di Jawa Barat dan Kalimantan, kita menjadi lebih sangat hati-hati untuk selalu mengontrol apakah ada mutasi baru tersebut atau tidak," tegas Menkes Budi.

Kekinian, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, memastikan bahwa 10 kasus COVID-19 tersebut adalah penularan dari varian baru B.1.1.7. Nadia juga menegaskan bahwa tidak ada satu pun dari 10 kasus tersebut yang termasuk varian mutasi ganda B.1.617.

"Ini Bapak (Menkes) cerita (seluruhnya) B.1.1.7 yang kemarin ditemukan," terang Nadia dikutip dari Kompas.com pada Selasa (27/4). Sebelumnya, Nadia sempat menjelaskan bahwa varian B.1.617 mengandung dua mutasi sekaligus, yakni E484Q dan L452R.

"Jadi dia itu (varian baru) ada dua mutasi yang dianggap berpengaruh. Mengandung dua mutasi sekaligus, E484Q dan L452R," papar Nadia pada Rabu (21/4) lalu. Adapun sekitar 10 negara bagian India melaporkan varian ganda tersebut dengan persentase yang bervariasi.

Varian tersebut diperkirakan lebih mungkin untuk menular dan mengurangi tingkat antibodi. Hal tersebut diduga menjadi salah satu alasan terjadinya "tsunami" COVID-19 di India.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru