WHO Ungkap Varian Mutasi Ganda B1617 Asal India Sudah Tersebar di Belasan Negara
Unsplash/jhudel baguio
Nasional

Baru-baru ini, WHO memasukkan varian B1617 ke dalam kategori Variant of Interest (VOI). Kategori ini berisi mutasi yang terbukti menyebabkan penularan pada banyak kasus dan klaster di berbagai belahan dunia.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa varian virus corona yang diduga berkontribusi pada "tsunami" COVID-19 di India kini telah tersebar ke belasan negara lain. Varian tersebut adalah B1617 yang memiliki mutasi ganda, yakni E484Q dan L452R.

Menurut WHO, varian B1617 tersebut terdeteksi di lebih dari 1.200 sampel yang diunggah ke situs basis data inisiatif sains global GISAID dari sedikitnya 17 negara. "Sebagian besar sampel diunggah dari India, Inggris, Amerika Serikat, dan Singapura," demikian pernyataan WHO dalam laporan mingguannya, Selasa (27/4). Namun, WHO tidak mengungkapkan negara lain mana saja yang telah melaporkan varian B1617 tersebut.

Baru-baru ini, WHO memasukkan varian B1617 ke dalam kategori Variant of Interest (VOI). Kategori ini berisi mutasi yang terbukti menyebabkan penularan pada banyak kasus dan klaster di berbagai belahan dunia.

Namun, WHO belum mengklasifikasikan B1617 ke dalam kategori Variant of Concern (VOC). Kategori tersebut berisi mutasi yang lebih berbahaya daripada versi asli virusnya. Sebagai contoh mutasi yang membuat virus lebih mudah menular, mematikan atau mampu menghindari perlindungan vaksin.


Lebih lanjut, WHO mengakui bahwa pemodelan pendahuluan berdasarkan urutan yang diunggah ke GISAID menunjukkan bahwa "B1617 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada varian lain yang beredar di India". Hal tersebut menunjukkan potensi peningkatan penularan.

Selain itu, varian lain yang beredar di India pada saat yang sama juga menunjukkan peningkatan penularan. Kombinasi tersebut dinilai kemungkinan berperan dalam lonjakan kasus di negara tersebut saat ini. Selain itu, WHO menduga ada sejumlah faktor lain yang berkontribusi dalam lonjakan kasus tersebut, seperti lemahnya penerapan protokol kesehatan hingga adanya kerumunan.

"Memang, penelitian telah menyoroti bahwa penyebaran gelombang kedua jauh lebih cepat daripada yang pertama," lanjut WHO. "Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami kontribusi relatif dari faktor-faktor ini."

Sebagai informasi, "tsunami" COVID-19 di India membuat jumlah kumulatif kasus positif global mencapai angka 147,7 juta. Pada Selasa (27/8) saja, India melaporkan 323.144 kasus positif baru. Ini berarti, kasus positif COVID-19 harian India berada di angka 300 ribua-an selama enam hari berturut-turut.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait