Komnas KIPI Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Lebih Banyak Serang Nonlansia
commons.wikimedia.org/Arne Müseler
Nasional

Belakangan, permasalahan mengenai efek samping penggunaan vaksin AstraZeneca kembali mencuat. Komnas KIPI menjelaskan bahwa efek samping AstraZeneca di Indonesia saat ini lebih banyak menyerang nonlansia.

WowKeren - Belakangan, efek samping penggunaan vaksin AstraZeneca kembali ramai diperbincangkan publik. Hal ini terjadi setelah seorang pemuda dikabarkan meninggal setelah mendapat vaksin AstraZeneca.

Menanggapi hal tersebut, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mengungkapkan bahwa efek vaksin COVID-19 AstraZeneca di Indonesia sejauh ini lebih banyak ditemukan pada usia 18-59 tahun dibandingkan lansia atau 60 tahun ke atas. Meski demikian, KIPI yang dialami disebut tergolong ringan.

"Di kita (Indonesia) kebanyakan nonlansia KIPInya, meskipun ringan," tutur Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com, Kamis (20/5). "Kalau di Eropa sudah 30 juta, di India sudah 150 juta, jadi data mereka lebih proporsional."

Kendati demikian, Hindra enggan menyebutkan rincian dan presentasi jumlah KIPI per kelompok usia tersebut. Ia menjelaskan bahwa temuan KIPI pada golongan nonlansia juga terjadi di banyak negara lain.


Saat ini, Komnas KIPI bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah mengkaji segmentasi usia penerima vaksin AstraZeneca di Indonesia. Kajian itu dilakukan juga sebagai tindak lanjut atas laporan dari berbagai negara tentang kejadian pembekuan darah pasca vaksinasi AstraZeneca yang mayoritas menyerang nonlansia.

Menurut Hindra, Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini masih merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca lantaran manfaat vaksin tersebut lebih besar daripada risikonya. "Kalau KIPI AstraZeneca (nonlansia) global juga kelihatan, grafik barnya kelihatan," lanjutnya.

Lebih lanjut, Hindra kembali menegaskan bahwa temuan KIPI yang banyak didominasi usia nonlansia di Indonesia itu masih data sementara. Data tersebut nantinya bisa berubah menjadi sebaliknya apabila data subjek yang diterima semakin banyak.

Hindra menyebut KIPI AstraZeneca yang dialami masyarakat Indonesia masih tergolong ringan. Seperti gatal-gatal, kemerahan, nyeri di tempat suntik, yang kemudian akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan serius.

"Tapi saya ulangi data vaksinasi AstraZeneca kita masih ratusan ribu dosis, kalau Eropa sudah 30 juta mungkin datanya bisa lebih valid dari data kita yang baru awal-awal vaksin," tutup Hindra.

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait