Terawan Ungkap Dunia Berhipotesis Vaksin Nusantara Bisa Selesaikan Pandemi COVID-19
Instagram/kemenkes_ri
Nasional

Eks Menkes Terawan Agus Putranto juga mengungkap bahwa TNI AD, dalam hal ini RSPAD Gatot Subroto, sudah mengembangkan imunoterapi sel dendritik sejak 2015.

WowKeren - Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi salah satu upaya pengendalian wabah COVID-19 yang terus diselimuti kontroversi. Tentu masih diingat bagaimana uji klinis tahap II vaksin tersebut ditolak oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) namun malah mendapat banyak dukungan dari DPR RI.

Lama tak terdengar kelanjutannya, kini media sosial diramaikan dengan potongan video ketika Terawan menjelaskan seberapa pentingnya vaksin berbasis sel dendritik tersebut. Potongan video itu salah satunya diunggah di YouTube Josie Cynthia pada Rabu (26/5).

Video berdurasi 8 menit 33 detik itu menunjukkan penjelasan Terawan di sebuah diskusi virtual, tampaknya melalui aplikasi Zoom. Terawan menjelaskan bahwa peneliti-peneliti dunia saat ini berhipotesis Vaksin Nusantara menjadi jawaban untuk mengakhiri pandemi COVID-19.

"Dunia sepakat punya hipotesis bahwa yang akan menyelesaikan hal ini, termasuk COVID-19, adalah dendritic cell immunotherapy atau Vaksin Nusantara," kata Terawan dalam potongan video tersebut, dikutip pada Rabu (26/5). Bahkan metode vaksin COVID-19 berbasis sel dendritik ini sudah diulas di sebuah jurnal kesehatan bertajuk "Beginning of the End Cancer and COVID-19".


Secara garis besar, vaksin sel dendritik ini sejatinya dimodifikasi dari metode terapi kanker. "Kita hanya mengubah antigennya menjadi antigen rekombinan COVID-19, SARS-CoV-2. Artinya, kita bisa menyesuaikan kapan saja, mau mutasi kaya apa, bisa kita sesuaikan," terang Terawan.

Alhasil ketahanan nasional bisa lebih terjaga dengan imunitas yang baik bagi setiap warga negara. Hal ini berbeda dengan vaksin konvensional, karena vaksin berbasis sel dendritik melakukan intervensi di luar tubuh manusia.

"Dan itu sangat safety karena kita sudah lama berkecimpung di pembuatan dendritic vaccine," ujar Terawan. Namun sebelumnya terapi ini dikembangkan untuk mengobati kanker. Bahkan metode ini sudah dirintis oleh TNI AD, spesifik di RSPAD Gatot Subroto, sejak 2015.

"Kita sudah punya teknologinya, tinggal mengembangkannya," imbuh Terawan. "Dan kita bisa menjadi negara pertama di dunia yang mengembangkan dendritic cell vaccine immunotherapy yang dunia sudah menghipotesiskan untuk menjadi 'the beginning of the end', memulai untuk mengakhiri."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru