Soroti Kasus BEM UI, Demokrat Berharap Rektorat Tak Beri Hukuman Atas Kritik Kepada Presiden Jokowi
Nasional

Pemerintahan Jokowi kembali mendapatkan kritikan dari para mahasiswa yakni BEM UI. Kritikan dalam bentuk meme itu menjadi sorotan publik, dari masyarakat biasa hingga politisi.

WowKeren - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), saat ini tengah menjadi sorotan publik lantaran mengunggah sebuah meme yang berisikan sindiran dengan tajuk "Jokowi: The King of Lip Service". Bahkan hal ini sampai menyebabkan akun sosial media pengurus BEM UI diretas. BEM UI menegaskan bahwa meme tersebut semata-mata bertujuan untuk mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Mengetahui hal tersebut, para pengurus BEM UI pun dipanggil oleh rektoratnya. Hal ini pun turut menjadi sorotan bagi Kepala Badan Komunikasi Strategi DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Herzaky mengatakan bahwa otoritas kampus memang mengizinkan atau berhak untuk memanggil para pengurus BEM UI, namun dalam pertemuan itu tidak perlu dipaksakan untuk mencapai sebuah kesepakatan.

Selain itu, Herzaky juga berharap agar para mahasiswa tersebut tidak diberi hukuman. "Bila memang kemudian tidak bersepakat, kami berharap tidak ada mahasiswa yang diberi sanksi akademis atas sikap dan kritikannya," terang Herzaky kepada Republika, Senin (28/6).


Herzaky menyampaikan bahwa generasi muda perlu diberi ruang untuk bertumbuh dan berkembang. Maka dari itu, ia menyarankan agar pihak kampus bisa memberikan fasilitas terhadap para mahasiswanya untuk bertemu dengan Jokowi dan berdialog.

"Bapak Presiden memang sedang kesusahan dalam menangani krisis kesehatan dan krisis ekonomi karena pandemi COVID-19," terangnya. "Mungkin saja jika mendapatkan masukan baru dan segar dari adik-adik mahasiswa bisa membantu beliau berpikir dengan lebih jernih lagi'."

Lebih lanjut, Ketua Ikatan Alumni (Iluni) UI itu juga memberikan apresiasinya kepada para mahasiswa yang telah berani menyuarakan kritikan atas pemerintah. Menurutnya, kritikan tersebut merupakan tanda sayang dari para mahasiswa kepada Presiden agar tidak salah langkah dan mengambil kebijakan yang tidak tepat.

Herzaky menuturkan bahwa mahasiswa yang kritis merupakan bagian dari sejarah bangsa, bahkan sudah ada sejak masa kepemimpinanan Presiden pertama Soekarno. "Juga sejarah demokrasi kita yang pada gilirannya membuka kesempatan pada putra-putri terbaik bangsa menjadi Presiden, termasuk Joko Widodo," tutup Herzaky.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru