Jelang PPKM Darurat, Pakar Tetap Cemaskan Gelombang Kembar COVID-19 Akhir Juli
AFP
Nasional

Berkembangnya berbagai varian virus Corona, dengan kini didominasi varian Delta, memicu kekhawatiran adanya kombinasi puncak gelombang wabah COVID-19 di Indonesia.

WowKeren - Sudah banyak pakar kesehatan yang menegaskan pentingnya pembatasan mobilitas besar-besaran demi mengendalikan pandemi COVID-19 di Tanah Air. Imbauan ini pun tampaknya telah direspons oleh pemerintah lewat rencana pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang konon akan diberlakukan terhadap 44 daerah.

Meski demikian, ada baiknya masyarakat tidak langsung mengembuskan napas lega dengan rencana pemerintah ini sebab pakar kesehatan menduga gelombang COVID-19 yang menerjang Indonesia skalanya bisa lebih besar. Seperti dituturkan Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, Indonesia memiliki potensi untuk memasuki fase puncak gelombang kembar.

Maksudnya adalah gelombang COVID-19 yang terjadi merupakan kombinasi puncak yang besar dari kasus infeksi virus Corona dan varian-variannya. Kemungkinan kondisi ini akan terjadi pada akhir Juli sampai pertengahan Agustus 2021.

"Akhir Juni justru awal puncak gelombang pertama dari varian Alpha. Nah tapi ternyata sekarang sudah dikuasai varian Delta, yang lebih besar lagi," beber Dicky kepada Republika, Rabu (30/6). "Jadi belum puncak di Indonesia."


Dan tingginya angka kasus meski belum memasuki fase puncak gelombang COVID-19 ini, menurut Dicky, adalah manifestasi dari berbagai faktor selama setahun pandemi COVID-19 Indonesia. Sebut saja beberapa agenda seperti libur panjag dan Pilkada sampai berbagai kebijakan yang tak mengurangi mobilitas warga.

Hal senada pun disampaikan oleh Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universiats Airlangga Surabaya, Laura Navika Yamani. Kembali ia menegaskan pentingnya pembatasan mobilitas secara ketat agar laju penularan virus Corona bisa diatasi.

"Mobilitas harus dibatasi dan pembatasan ini bukan hanya sekadar imbauan," tegas Laura. Ia sedikit menyayangkan pemerintah yang tidak mengulangi kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti di awal pandemi COVID-19 yang dinilainya mampu tegas melarang mobilitas warga dan dampaknya mengurangi kasus positif.

"Tetapi sekarang hanya imbauan. Padahal, fasilitas kesehatan sudah overload," ujar Laura. "Mungkin ruangan bisa disiapkan, tetapi bagaimana dengan tenaga kesehatan, alat-alat kesehatan seperti ICU, apakah bisa? Tidak semudah itu."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru