Ribuan Dokter Freshgraduate Bakal Diajak Tangani COVID-19, FK UI: Basa-Basi Doang
Wikimedia Commons/Alberto Giuliani
Nasional

Dekan FK UI bukan cuma menilai rencana pemerintah sebagai basa-basi belaka. Ia juga menyoroti soal semangat pemerintah merekrut dokter namun 'abai' terhadap kesejahteraan mereka seperti pemberian insentif.

WowKeren - Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap keinginan menarik 2.200 dokter lulusan baru (freshgraduate) untuk membantu menangani pasien COVID-19. Sebab saat ini banyak tenaga kesehatan yang terdampak lonjakan kasus COVID-19 sedangkan jumlah pasien yang harus ditangani terus bertambah.

Namun Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia malah menanggapi rencana tersebut dengan dingin. "Itu cuma basa-basi doang," ujar Dekan FK UI, Ari Fahrial Syam, kepada Kompas, Kamis (15/7).

Menurutnya program tersebut bukan karena darurat pandemi COVID-19. "Kita kan produksi (dokter lulusan baru) terus setiap tahun," terang Ari.

"Sekarang kan rumah sakit semuanya mengurus COVID-19, jadi otomatis mereka kerja di tempat COVID-19, akan bertemu pasien COVID-19," imbuhnya. "Mereka pasti bekerja mengatasi pandemi. Itu kan otomatis, sudah tidak usah diomongin lagi."

Malah menurutnya pemerintah terlalu lambat dalam menyerap dokter-dokter lulusan baru ini. Seperti dokter-dokter yang sudah diambil sumpah pada April 2021 namun sampai sekarang tak jua diserap.


"Dulu (penyerapannya) agak dilama-lamain, sekarang dipercepat, gitu saja bedanya," katanya. "Sudah rutin Fakultas Kedokteran di Indonesia memproduksi dokter setiap tahun. Silakan saja pemerintah segera. Kalau mau cepat ya harus ada duitnya kan untuk itu."

Perihal jumlah yang akan diserap pemerintah pun, menurut Ari, masih kurang dari banyaknya dokter lulusan baru yang tersedia. "Fakultas Kedokteran (se-Indonesia) itu setiap tahun meluluskan 10.000 orang dokter. Nah sekarang pemerintah mau menyerapnya berapa?" ujar Ari.

Hal lain yang menurutnya patut disoroti adalah hak kesejahteraan dokter dan tenaga kesehatan lain yang sudah berjuang menghadapi pasien COVID-19 tak kunjung diberikan. Padahal tentu saja dokter-dokter ini memerlukan uang untuk bisa bertahan hidup, sedangkan ada insentif yang sampai diberikan terlambat 9 bulan.

"Uang insentifnya harus dipastikan aman, uang gaji mereka harus dipastikan aman," papar Ari. "Silakan mengangkat cepat-cepat, tapi jangan lupa, mereka itu butuh gaji. Jangan sampai semangat merekrut saja tapi ketika sudah direkrut nanti gajinya terlambat-terlambat."

Malah sekarang banyak nakes yang memilih mundur karena kesejahteraan mereka tak diperhatikan pemerintah. Risiko yang tinggi tetapi insentif tak jua cair, bahkan ada relawan yang sampai sekarang tidak digaji. Pun banyak pula nakes yang meninggal dunia di tengah lonjakan kasus COVID-19 ini.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait