Ini Alasan Indonesia Lebih Dulu Gunakan Vaksin Sinovac Dibanding Moderna
Unsplash/Mufid Majnun
Nasional

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil, lantas mengungkapkan alasan Indonesia menggunakan vaksin Sinovac terlebih dahulu dibandingkan merek lain seperti Moderna.

WowKeren - Indonesia telah menerima sekitar 4,5 juta dosis vaksin virus corona (COVID-19) Moderna dari Amerika Serikat (AS). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyatakan bahwa vaksin COVID-19 Moderna yang pertama kali tiba pada 11 Juli 2021 ini memiliki efikasi hingga 94,1 persen.

Sebelum kedatangan Moderna, Indonesia telah memulai program vaksinasi COVID-19 nasional sejak awal tahun ini dengan vaksin Sinovac yang memiliki efikasi 65,3 persen. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil, lantas mengungkapkan alasan Indonesia menggunakan vaksin Sinovac terlebih dahulu dibandingkan merek lain seperti Moderna.

"Kenapa kita pakai Sinovac, enggak dari dulu beli Moderna atau apa? Ini masalahnya kebiasaan di Indonesia," ungkap Kusnandi kepada Kumparan pada Jumat (16/7). "Indonesia dari tahun 1958 biasa imunisasi bayi, tetanus, pertusis, itu pakai vaksin inactivated, artinya vaksin yang sudah dimatikan."

Oleh sebab itu, Indonesia disebutnya telah terbiasa untuk menyimpan vaksin inactivated seperti Sinovac. Dengan demikian, Puskesmas setempat tidak akan mengalami kesulitan.


"Makanya kita pakai vaksin Sinovac yang platformnya biasa kita pakai dari 1958," paparnya.

Sementara itu, beberapa vaksin COVID-19 dibuat dengan berbagai teknologi terbaru. Vaksin COVID-19 Moderna dan Pfizer misalnya, berbasis mRNA.

Vaksin tersebut memiliki cara penyimpanan khusus, yakni harus disimpan dalam suhu khusus yang sangat rendah mencapai puluhan minus derajat celsius. Sedangkan vaksin inactivated hanya perlu disimpan dalam suhu 2 hingga 8 derajat celsius.

"Kalau pakai langsung Moderna kayak sekarang ini kita harus nyimpen minimal minus 20 derajat celsius, dan itu enggak semua Puskesmas punya (tempat penyimpanan)," pungkasnya. "Sehingga kalau kita sekarang masukin Moderna, harus ditambah peralatan di Puskesmas Indonesia. Itu enggak gampang, perlu waktu."

Di sisi lain, BPOM juga telah menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin COVID-19 Pfizer. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat menyatakan bahwa vaksin COVID-19 Pfizer ditargetkan tiba di Tanah Air dan disuntikkan mulai Agustus 2021 mendatang.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait