Respons Budi Gunadi Terkait Tekanan Untuk Mundur Dari Jabatan Menkes di Masa Pandemi
Twitter/KemenkesRI
Nasional

Dalam dua pekan terakhir, Menkes Budi mengaku harus membalas 500 hingga 700 pesan WhatsApp per hari yang berisi permohonan mencarikan kamar rumah sakit rujukan COVID-19.

WowKeren - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan beratnya tugas yang ia emban di masa pandemi COVID-19 ini. Menurut Budi, tugasnya sebagai Menkes lebih berat dibandingkan kala dirinya masih menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri atau saat menjadi Direktur Utama PT Inalum.

"Saya melihat bahwa sebagai Menkes, kerjaannya jauh lebih berat dibanding tugas-tugas saya sebelumnya," ungkap Budi kepada CNN Indonesia, Senin (19/7).

Budi menjelaskan bahwa pada masa pandemi, tugas Menkes berurusan langsung dengan keselamatan warga Indonesia. Dalam dua pekan terakhir, Budi mengaku harus membalas 500 hingga 700 pesan WhatsApp per hari yang berisi permohonan mencarikan kamar rumah sakit rujukan COVID-19.

"Dan kalau saya capek, lupa balas, ketiduran, saya besoknya baru bangun, saya lihat beberapa sudah tidak tertolong," jelasnya.


Salah satu kerabat Budi baru-baru ini bahkan ada yang meninggal karena COVID-19. "Ini jadi personal karena tante saya pun wafat. Umur 85 (tahun) karena COVID demikian cepat," ungkapnya.

Dengan segala tekanan beratnya tugas Menkes di masa pandemi COVID-19, Budi pun sempat ditanya apakah memiliki rencana untuk mengundurkan diri. Terkait hal tersebut, Budi menyatakan hingga saat ini dirinya masih belum memiliki keinginan untuk mundur dari jabatan Menkes.

"Mungkin lebih baik buat saya terus melayani masyarakat. Iya, maju terus," pungkasnya. "Walaupun anytime Bapak Presiden minta saya mundur, saya adalah pembantu beliau. Tapi saya akan terus membantu masyarakat selama saya bisa."

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo telah menyatakan bahwa akhir pandemi COVID-19 masih belum bisa diprediksi karena adanya varian baru COVID-19 seperti Varian Delta. Menurut Jokowi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan memperkirakan akan ada varian COVID-19 baru lagi.

Maka dari itu, Jokowi meminta para kepala daerah untuk fokus menghadapi masalah pandemi COVID-19. Para kepala daerah diharuskan memiliki kemampuan pengorganisasian yang baik. "Artinya kita butuh ketahanan napas yang panjang," tutur Jokowi dalam pengarahan yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (19/7).

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru