PPKM Level 4 Bakal Diperpanjang atau Tidak? Begini Evaluasi Pakar Satgas COVID-19
Twitter/TMCPoldaMetro
Nasional

PPKM Level 4 berakhir per Senin (9/8) hari ini. Lantas apakah PPKM Level 4 akan diperpanjang atau bisa direlaksasi? Begini hasil evaluasi dari Satgas COVID-19.

WowKeren - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 akan berakhir pada Senin (9/8) hari ini. Namun hingga berita ini ditulis belum ada keputusan apakah PPKM Level 4 akan diperpanjang atau tidak.

Lantas sebenarnya bagaimana pertimbangan dan evaluasi pemerintah selama ini menjelang perpanjangan PPKM Level 4? Pada Sabtu (7/8) kemarin, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengungkap beberapa pertimbangan untuk perpanjangan PPKM Level 4 atau tidak.

Menurut Dewi, tingkat kepatuhan prokes saat ini masih rendah. "Apabila pelonggaran dilakukan, maka risiko penularan virus Corona masih tinggi," demikian pertimbangan yang disampaikan Dewi, dikutip pada Senin (9/8).

Dewi juga menjelaskan bahwa pemulihan akan dilakukan secara bertahap. Lalu yang dipertimbangkan lagi adalah tingkat kepatuhan memakai masker yang diamati sejak 1 Agustus 2021 selama 7 hari.


Dan data Satgas COVID-19 menunjukkan, di level kelurahan/desa kepatuhan memakai masker sempat turun. Sebab pada data 26 Juli sampai 1 Agustus 2021, tingkat kepatuhannya sampai 75,16 persen sedangkan pada pekan lalu 72.97 persen.

Penurunan juga terjadi untuk evaluasi daerah dengan tingkat kepatuhan menjaga jarak, yakni dari 72,52 persen menjadi 71,4 persen.

Lantas dengan semua evaluasi tersebut, bagaimana kelanjutan PPKM Level 4 yang berakhir hari ini? Belum ada keputusan dari pemerintah, meski beberapa pihak menilai PPKM akan kembali diperpanjang mengingat titik panas wabah virus Corona kini bergeser ke wilayah luar Jawa dan Bali.

Salah satu yang memprediksi PPKM Level 4 akan diperpanjang adalah Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah. Namun perpanjangan ini, menurut Piter, akan diberlakukan sesuai kondisi di masing-masing daerah.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, sendiri sebelumnya sudah mengingatkan jika Indonesia berpotensi menjadi pusat mutasi virus Corona varian super. Hal ini berkaitan dengan kurang efektifnya pengendalian wabah COVID-19, seperti diterangkan Dicky di sini.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait