Pengusaha Hotel Hingga Mal Keluhkan Biaya PCR, Pemerintah Diminta Tekan Tarif Tes COVID-19
AFP/JIJI
Nasional

Selain vaksinasi, pemerintah juga menggalakkan pelacakan COVID-19 agar bisa memutus rantai penyebarannya. Akan tetapi, di lapangan menghadapi beberapa hambatan.

WowKeren - Pemerintah hingga saat ini masih terus berupaya dan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bisa segera mengakhiri pandemi COVID-19. Adapun cara yang ditempuh yakni pembatasan mobilitas masyarakat, 3T (testing, tracing, trratment), hingga vaksinasi COVID-19.

Dalam melakukan tracing atau pelacakan, pemerintah juga meminta para pelaku usaha di sektor perhotelan dan pusat perbelanjaan atau mal untuk melaksanakan tes COVID-19 kepada setiap karyawannya. Akan tetapi, para pengusaha justru mengeluhkan biaya tes Polymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 yang tidak murah.

Pemerintah diketahui mematok batas maksimal harga tes PCR sebesar Rp900 ribu. Maulana Yusran selaku Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan bahwa biaya tes menjadi hambatan saat melakukan tracing. Bahkan biaya tes PCR di daerah-daerah bisa mencapai lebih dari Rp1 juta.

"Karena kalau setiap hari tracing biaya cukup besar, bayangkan tes PCR minimal Rp800 - Rp900-an, kalau kita kalikan jumlah karyawan bukan jumlah sedikit," ungkap Maulana kepada Kumparan, Sabtu (14/8). "Selalu kita sampaikan biaya testing itu cukup mahal."


Lebih lanjut, Maulana menjelaskan bahwa di tengah maraknya varian Delta yang menyebar, tracing harus menggunakan PCR kepada karyawan hotel atau restoran. Maka dari itu, ia berharap agar pemerintah bisa menekan biaya tarif tes COVID-19 yang mendeteksi melalui DNA. "Jadi selayaknya pemerintah memikirkan harga PCR tes," tambahnya.

Di sisi lain, Alphonzus Widjaja selaku Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APBI) menyampaikan bahwa tracing sudah menjadi protokol kesehatan (prokes) bagi lingkungan mal. Hal ini dikarenakan mal merupakan sektor yang memang membutuhkan banyak pekerja.

Akan tetapi dikarenakan biaya PCR yang relatif mahal, membuat beban keuangan pelaku usaha semakin berat di tengah sepinya pengunjung imbas dari kebijakan pemerintah yang membatasinya. Senada dengan Maulana, Alphonzus juga berharap agar pemerintah bisa menekan biaya tes COVID-19, menyesuaikan keadaan yang ada.

"Biaya tes Antigen dapat ditekan semurah mungkin, maka akan sangat membantu untuk sedikit meringankan beban berat keuangan pusat perbelanjaan yang sudah lebih dari satu setengah tahun dalam keadaan terpuruk," harap Alphonzus.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru