Satgas COVID-19 Akui Varian Baru Berpotensi Turunkan Efikasi Vaksin
covid19.go.id
Nasional

Meski angka efikasi berpotensi turun karena varian baru, Satgas Penanganan COVID-19 meminta masyarakat untuk tak perlu khawatir akan kemampuan vaksin virus corona.

WowKeren - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengakui bahwa varian baru virus corona (COVID-19) mempengaruhi angka efikasi alias kemanjuran vaksin yang ada. Mengingat vaksin yang kini sudah ada dikembangkan dengan menggunakan virus corona asli.

"Vaksin yang dikembangkan saat ini pada umumnya menggunakan virus original, sehingga munculnya varian baru berpotensi untuk menurunkan angka efikasi yang telah dikeluarkan," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers pada Kamis (2/9).

Meski demikian, Wiku meminta masyarakat untuk tak perlu khawatir akan kemampuan vaksin COVID-19. Adapun jenis vaksin COVID-19 yang telah digunakan di Indonesia hingga saat ini meliputi Vaksin Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer.

"WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dengan kemampuan membentuk kekebalan yang baik ialah yang memiliki nilai efikasi atau efektivitas di atas 50 persen," papar Wiku. "Sikap yang tepat dengan adanya penurunan angka efektivitas vaksin setelah adanya varian ini ialah tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi."


Di Indonesia sendiri, sudah ditemukan tiga jenis Variant of Concern (varian yang menjadi perhatian). Antara lain 64 kasus Varian Alfa, 17 kasus Varian Beta, dan 2.240 kasus Varian Delta.

Menurut Wiku, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan strategi vaksinasi. Wiku menyatakan kekebalan yang terbentuk oleh vaksin dapat optimal apabila dosis yang didapat sudah lengkap.

"Hal ini disebabkan karena setelah dosis pertama, kekebalan yang ditimbulkan akan turun dan perlu untuk dilakukan booster atau dosis kedua agar kekebalan dapat terbentuk dengan optimal dan bertahan dalam waktu yang lebih panjang," pungkas Wiku.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belakangan dilaporkan tengah memantau varian virus corona baru. Varian ini diberi nama Mu, yang pertama kali ditemukan di Kolombia pada bulan Januari lalu. Virus ini dikenal secara ilmiah sebagai B.1.621 dan telah diklasifikasikan sebagai "Variant of Interest".

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru