10 Situs Pemerintah Dibobol Peretas Tiongkok, Komisi I DPR Nilai Sistem Digital RI Lemah
pixabay.com/Ilustrasi
Nasional

Sebelumnya, 10 situs pemerintah, termasuk BIN dilaporkan diretas oleh hacker asal Tiongkok. Hal ini lantas mendapat sorotan dari publik, tak terkecuali anggota DPR RI.

WowKeren - Keamanan sistem siber dan digital Indonesia kembali menjadi sorotan publik. Setelah sempat ada insiden jual beli jutaan data Warga Negara Indonesia (WNI) di situs forum hacker, kini peretas asal Tiongkok berhasil membobol keamanan 10 situs perusahaan Indonesia, termasuk milik Badan Intelijen Negara (BIN).

Dave Fikarno Laksono selaku anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Golkar, mengkritisi akan peretasan tersebut. Ia menilai bahwa peristiwa tersebut menandakan lemahnya sistem digital di Indonesia.

"Tentu ini menurut saya menggambarkan bagaimana lemahnya sistem digitalisasi," tutur Dave kepada wartawan, Senin (13/9). "Sangat disayangkan karena pemerintah ramai bicara industry 4.0, internet of thing dan mendorong pelayana terhadap masyarakat dengan sistem elektronik."

Merujuk pada kasus peretasan terhadap situs pemerintah tersebut, Dave mengkhawatirkan sistem keamanan data pemerintah berpotensi diretas. Menurutnya, kalau sistem keamanan pemerintah rentan seperti itu, maka sangat mungkin bisa terjadi kelumpuhan dalam berbagai macam hal, termasuk data masyarakat.

Maka dari itu, Dave mendesak agar pemerintah bisa segera menangani peretasan tersebut. Ia mengaku tidak ingin data pemerintah dan masyarakat diretas kembali oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.


"Dugaan ini pastinya harus serius direspons," tegas Dave. "Yang berkepentingan bukan hanya data pribadi masyarakat umum, ini termasuk data-data keamanan negara."

Selain itu, Dave juga menuntut langkah konkret pemerintah dalam upaya untuk mencegah terjadinya pembobolan data di masa depan. Ia meminta agar Kominfo, Polri, BIN, dan BSSN serius dalam menelusuri pembobolan tersebut.

"Kemudian harus ada langka konkret dan kebijakan jangka panjang dalam penanganan masalah ini agar tidak terjadi di masa depan," tandas Dave.

Sebagai pengingat, pada Jumat (10/9) lalu, Insikt Group melaporkan adanya peretasan di 10 kementerian/lembaga pemerintah Indonesia. Kemudian, The Record, juga melaporkan bahwa peretas Tiongkok telah menembus jaringan internal setidaknya 10 kementerian dan lembaga pemerintah. Di antaranya adalah komputer milik BIN.

Berdasarkan laporan tersebut, peretasan menggunakan private ransomware bernama Thanos. Bahkan peratasan ini disebut sebagai upaya spionase Tiongkok dalam menghadapi situasi yang tengah terjadi di Laut Tiongkok Selatan.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait