Fenomena ratusan burung berjatuhan ke tanah kembali terjadi. Sebelumnya, fenomena tersebut terjadi di Bali, kini burung berjatuhan secara massal ada di area Balkot Cirebon.
- Tiara Yola Ade Ramadhanti
- Selasa, 14 September 2021 - 14:13 WIB
WowKeren - Beberapa waktu lalu, terjadi fenomena tidak biasa yakni ratusan burung pipit yang berjatuhan ke tanah di Kabupaten Gianyar. Hal ini pun telah mendapat penjelasan dari Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baru-baru ini, hal serupa juga terjadi di depan Balai Kota (Balkot) Cirebon. Akan tetapi, pada burung berjatuhan massal ini tidak semuanya mati seperti di Bali.
Berdasarkan video dan foto yang tersebar di media sosial, tampak ratusan burung itu berserakan di sekitar pohon dan trotoar. Dalam video yang tersebar itu juga menunjukkan burung yang didominasi warna hitam itu masih ada beberapa yang bergerak dalam kondisi basah tidak bisa terbang.
Menurut Ojo salah satu pegawai Balkot Ciebon, menuturkan bahwa kemungkinan burung-burung tersebut tersapu hujan deras. Ia menyatakan bahwa burung-burung tersebut memang suka bertengger di pohon sekitar Balkot.
"Enggak mati semua, ada yang masih hidup, memang biasanya suka bertengger di pohon itu," jelas Ojo kepada detik.com, Selasa (14/9). "Kemungkinan jatuh terkena hujan, soalnya kan badannya kecil juga, hujan semalam sampai dini hari lumayan besar.
Seperti yang diketahui, cuaca saat ini memang tidak menentu, terkadang hujan, terkadang panas. Meski demikian, pada bulan-bulan ini disebut memang mulai memasuki musim hujan di sejumlah wilayah tertentu.
Merujuk pada penyebab ratusan burung pipit jatuh ke tanah di Bali, hal ini belum diketahui pasti apa penyebabnya. Pihak BKSDA pun menurunkan tim untuk menyelidiki fenomena tersebut.
Sama halnya yang terjadi di Cierbon, pihak BKSDA juga menduga jatuhnya ratusan burung pipit itu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dengan tingkat kandungan asam yang cukup tinggi. Fenomena itu sendiri merupakan yang pertama terjadi di Bali.
Sementara itu, mengenai jatuhnya burung pipit di area Balkot Cirebon, hingga berita ini ditulis, belum mendapat penjelasan lebih lanjut. Jika merujuk pada keterangan BKSDA Bali, ada kemungkinan penyebabnya juga sama.
(wk/tiar)
