Bisa Jadi Pelajaran Untuk Indonesia, Ini Alasan COVID-19 Singapura Melonjak Menurut Dubes RI
pixabay.com/Ilustrasi
Nasional

Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo, mengungkapkan sejumlah alasan kasus virus corona (COVID-19) Singapura kembali merangkak naik.

WowKeren - Kasus virus corona (COVID-19) di Singapura belakangan mengalami kenaikan. Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo, lantas mengungkapkan sejumlah alasan kasus COVID-19 Singapura kembali merangkak naik.

Menurut Suryo, salah satu alasannya adalah masih banyak warga lanjut usia (lansia) yang tidak mau divaksinasi COVID-19. Ukuran rumah warga Singapura yang relatif kecil membuat kalangan lansia rentan tertular virus dari anggota keluarganya.

"Karena Singapura ini wilayahnya sangat kecil, kemudian di rumah itu juga, ukuran rumahnya kecil-kecil dan jumlah orangnya banyak, muncul kekhawatiran di setiap rumah tangga itu menulari orang tuanya," ungkap Suryo dalam dialog pada Selasa (28/9). "Kita tahu banyak orang tua di Singapura itu karena merasa tidak akan pernah bepergian ke luar negeri, jadi mereka tidak mau divaksinasi."

Selain itu, Varian Delta juga menjadi salah satu alasan kasus COVID-19 di Singapura mengalami lonjakan. Suryo menuturkan bahwa kasus penularan COVID-19 dalam negeri sangat tinggi di Singapura.


"Pengalaman dari Singapura, ketika varian baru (Delta) itu masuk, itu yang menjadi penyebab persoalan di Singapura, karena kasus impor di Singapura sebetulnya sangat rendah," paparnya. "Kasus penularan di dalam Singapura yang sangat tinggi."

Menurut Suryo, pemerintah Singapura awalnya memprediksi kasus COVID-19 harian hanya akan mencapai angka ratusan kala pelonggaran mulai diterapkan. Namun, kasus COVID-19 harian Singapura justru terus berada di angka ribuan belakangan ini.

"Ini cukup mengagetkan bagi pemerintah Singapura karena mereka memperkirakan maksimum hanya sampai 200 (kasus). Tapi tiba-tiba sampai 1.900," katanya.

Untuk mengantisipasi agar fasilitas kesehatan setempat tidak kolaps, Singapura pun akhirnya kembali menerapkan pembatasan. Salah satunya para pegawai diminta untuk kembali bekerja dari rumah (WFH).

"Karena itu sejak Senin (27/9) dilakukan pengetatan kembali. Orang diminta untuk work from home, kemudian anak kelas 1 sampai kelas 5 diminta selama dua minggu sekolah dari rumah," terangnya. "Perjalanan keluar makan di restoran hanya diperbolehkan untuk dua orang, kita menerima tamu satu hari hanya boleh maksimal dua orang saja."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru