RI Harus Bersaing dengan India dan Korsel Demi Jadi Pusat Vaksin COVID-19 Asia-Pasifik
Flickr/Jernej Furman
Nasional

Indonesia berniat menjadi pusat vaksin COVID-19 Asia-Pasifik yang spesifik di aspek transfer ilmu dan teknologi. Namun Indonesia harus bersaing dengan India dan Korea Selatan.

WowKeren - Beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyuarakan keinginan sekaligus kesiapan untuk Indonesia menjadi pusat vaksin COVID-19 Asia-Pasifik. Lebih spesifiknya, Indonesia mengincar untuk menjadi pusat atau hub pelatihan dan transfer pengetahuan vaksin COVID-19 di wilayah Asia-Pasifik.

Namun ternyata Indonesia harus bersaing dengan beberapa negara untuk bisa mendapat kesempatan ini. "Saat ini posisi kita bersaing dengan India dan Korea Selatan untuk hub," ujar Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kementerian Luar Negeri, Penny D Herasatu, dalam sebuah media gathering di Jakarta, Selasa (12/10).

Dijelaskan Penny, rencana pusat vaksin ini diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) demi mencapai kekebalan komunal (herd immunity) dunia. Sejauh ini sudah ada satu negara yang menjadi pusat vaksin, yakni Afrika Selatan untuk kawasan Afrika karena minimnya produksi vaksin COVID-19 di wilayah tersebut.

"Karena memang Afrika itu negara yang memproduksi vaksin sangat sedikit, hanya satu atau dua," terang Penny. "Karena itu cepat-cepat ditunjuk Afrika Selatan."

Diterangkan Penny, hub vaksin di Asia-Pasifik hanya digunakan untuk pelatihan pra ahli dan transfer pengetahuan teknologi vaksin mRNA namun tidak sampai ke tahap produksi. "Produksi vaksin itu langkah selanjutnya, kita belum ke situ," imbuh Penny.


Sementara terkait pemilihan platform pengembangan vaksin yang menggunakan mRNA, disebutkan Penny, karena merupakan teknologi yang paling cepat dan semua negara sedang mengejarnya. Karena itulah, Indonesia pun tengah mempersiapkan proses teknis (due dilligence) terkait pusat pelatihan dan transfer pengetahuan vaksin mRNA COVID-19 yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Indonesia jelas tidak akan berdiam diri saja mengetahui harus bersaing dengan India dan Korsel. Beberapa strategi telah disiapkan, termasuk mengunggulkan industri farmasi yang kompeten lewat hadirnya Bio Farma yang akan dijadikan center of excellence.

"Jadi nanti ilmuwan dari negara-negara Asia akan datang dan mentransfer teknologi mRNA dan seterusnya," tutur Penny. "Dan mereka akan pulang ke negara masing-masing."

Sedangkan pendekatan lain adalah karena India dan Korsel yang dianggap sudah berteknologi maju dalam bidang kesehatan. "Tentunya perhatian WHO dan masyarakat internasional lainnya harus diberikan ke negara-negara yang perlu diberikan kapasitas untuk negara tersebut, itu yang harus kita sampaikan," imbuhnya.

Lalu yang bisa diperhitungkan lagi terkait capaian penanganan dan progres vaksinasi COVID-19 di Indonesia sebagai negara berkembang. Serta juga karena Indonesia selama ini aktif menyuarakan terkait pengadaan vaksin untuk negara berkembang.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru