Kemenkes Sebut Gelombang Ketiga COVID-19 Niscaya Pasti Terjadi Karena Alasan Ini
AFP/Lillian Suwanrumpha
Nasional

Sebelumnya, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, khawatir gelombang ketiga wabah COVID-19 sudah dekat dan bisa dimulai 1-2 bulan lebih cepat dari prediksi.

WowKeren - Sejumlah pakar telah memperingatkan potensi gelombang ketiga penularan COVID-19 yang mengancam Indonesia. Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan RI menyebut gelombang ketiga niscaya pasti terjadi jika berkaca dari ledakan kasus di sejumlah negara lain.

"Kita melihat, gelombang tiga itu sesuatu yang niscaya pasti terjadi. Kenapa? Karena banyak negara yang sudah saat ini mengalami gelombang tiga padahal cakupan vaksinasi tinggi, tingkat protokol kesehatan sudah baik," jelas Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

Selain itu, Nadia juga mengkhawatirkan varian virus corona yang dapat berkontribusi pada kenaikan kasus positif di Tanah Air. Meski demikian, Nadia sendiri masih belum bisa memastikan seberapa besar lonjakan kasus COVID-19 yang akan terjadi pada gelombang ketiga ini. Hanya saja, pemerintah teteap berupaya untuk mengantisipasi lonjakan tersebut.

"Jadi bisa sama, bisa sedikit meningkat atau bahkan bisa lebih tinggi dari Juli. Nah ini tentunya tidak kita inginkan kalau lebih tinggi dari Juli, itu kita sudah merasakan seperti apa kondisi kita, sangat mencekam di bulan Juli," kata Nadia.


Sebelumnya, Nadia menyatakan bahwa Kemenkes siap menghadapi potensi gelombang ketiga COVID-19. Menurutnya, pemerintah akan berbekal strategi pola pengendalian COVID-19 dari gelombang kedua yang terjadi pada Juni-Agustus 2021 lalu.

Di sisi lain, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, khawatir gelombang ketiga wabah COVID-19 sudah dekat. Meski Dicky pernah memprediksi gelombang ketiga akan datang sekitar akhir 2021, bisa jadi malah akan terjadi lebih awal di Indonesia.

Kekhawatiran Dicky dipicu oleh munculnya laporan banyak pasien baru COVID-19 di rumah sakit. Adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang mengungkap semakin banyak pasien COVID-19 yang datang dengan kebutuhan dirawat inap.

"Jadi ini fenomena serius. Meski prediksinya lonjakan terjadi pada akhir tahun atau awal tahun depan, tapi proses (lonjakan) bisa dimulai perlahan sejak 1-2 bulan sebelumnya," ujar Dicky kepada CNN Indonesia, Selasa (19/10).

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru