Panewu alias Camat Sedayu, Lukas Sumanasa, mengungkapkan temuan ini berasal dari delapan kasus positif COVID-19 di SDN Sukoharjo, Kapanewon Sedayu, Bantul.
- Bertilia Puteri
- Rabu, 27 Oktober 2021 - 16:07 WIB
WowKeren - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di salah satu SMK di Bantul, DI Yogyakarta, terpaksa dihentikan sementara akibat ditemukannya kasus penularan COVID-19. Lima orang siswa dan satu orang guru di SMKN 1 Sedayu, Bantul, terkonfirmasi positif COVID-19.
Panewu alias Camat Sedayu, Lukas Sumanasa, mengungkapkan temuan ini berasal dari delapan kasus positif COVID-19 di SDN Sukoharjo, Kapanewon Sedayu. Dari delapan kasus COVID-19 tersebut, diperoleh 30 orang kontak erat yang kemudian dites swab PCR.
Hasilnya, ada tiga orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. "Dari tiga orang tersebut salah satunya siswa kelas X SMKN 1 Sedayu," ungkap Lukas, Rabu (27/10).
Saat masih menunggu hasil tes swab PCR keluar, siswa yang bersangkutan justru nekat masuk sekolah karena merasa sehat dan tak memiliki gejala. Adapun siswa tersebut telah diingatkan untuk tetap berada di rumah selama hasil tes PCR belum keluar.
"Jadi setelah kena tracing dan diswab (PCR) dia diminta tidak berangkat. Tapi malah ngeyel dan tetap masuk sekolah, nah setelah hasilnya (tes swab PCR) keluar ternyata dia positif (COVID-19)," lanjutnya.
Setelah itu, tracing pun dilakukan terhadap sejumlah kontak erat. Hasilnya ada sejumlah siswa dan guru di SMKN 1 Sedayu yang dinyatakan positif COVID-19.
"Tracing kontak erat dilakukan, kemudian berlanjut dengan swab PCR yang hasilnya ada lima siswa dan seorang guru positif. Jadi PCR hari Senin (26/10) dan hasilnya keluar Selasa (27/10)," paparnya.
Menurut Lukas, ada 29 kontak erat yang diminta untuk menjalani tes PCR. Hasilnya, enam orang dinyatakan positif terpapar COVID-19. Akibat temuan ini, PTM terbatas di SMKN 1 Sedayu pun terpaksa dihentikan sementara.
"Dari tracing kontak erat kasus sebelumnya, hari ini dilakukan swab terhadap 29 orang. Semoga tidak ada tambahan lagi yang positif," terangnya. "Kalau dari informasi yang saya dapat kegiatan (PTM) di sekolah itu dihentikan sementara."
Terkait apakah kasus COVID-19 di SMKN 1 Sedayu ini bisa disebut klaster, Lukas membantah. Meski demikian, Lukas juga berharap agar kasus COVID-19 di sekolah tersebut tak berkembang hingga menjadi klaster.
"Ya belum hanya kasusnya berkembang. Kalau klaster kan tekan (sampai) 20 (kasus) gitu lho. Kita minimalisir (jangan jadi klaster)," pungkasnya.
(wk/Bert)