Dimulai Hari Ini, Amankah Vaksin COVID-19 Untuk Anak Usia 6-11 Tahun? Ini Jawaban IDI
AP
Nasional

Program vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun dimulai Selasa (14/12) hari ini di beberapa daerah yang sudah memenuhi persyaratan cakupan vaksinasi dosis 1 dan lansia.

WowKeren - Pemerintah memulai program vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun per Selasa (14/12) hari ini. Namun tidak semua daerah bisa serentak menggelarnya karena harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti cakupan vaksinasi dosis 1 mencapai 70 persen dan cakupan pada lansia mencapai di atas 60 persen.

Program ini pun didukung penuh oleh Tim Advokasi Vaksin COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Dukungan ini diberikan lantaran vaksin yang akan diberikan untuk anak-anak 6-11 tahun sudah terbukti aman dan bermanfaat melalui berbagai uji klinis.

Selain itu, diketahui vaksin Sinovac untuk anak-anak juga sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta telah melalui kajian Indonesian Technical Advisory Group on Immnunization (ITAGI). Dengan demikian, keamanan dan efikasi vaksin Sinovac untuk anak-anak sudah dipastikan oleh otoritas berwenang.

"Vaksin ini aman dan dapat merangsang kekebalan terhadap COVID-19 berdasarkan hasil uji klinik pada kelompok umur tersebut di Tiongkok," jelas Soedjatmiko alias Prof Miko dari Tim Advokasi Vaksin COVID-19 PB IDI, melalui siaran persnya pada Senin (13/12). "Yang telah dipublikasi di jurnal ilmiah dan telah dikaji dengan teliti oleh BPOM dan ITAGI."

Kendati demikian, Prof Miko tetap mengingatkan bahwa kelompok lansia dan usia produktif harus terus menjadi prioritas program vaksinasi COVID-19. Karena itu pula Prof Miko menyetujui persyaratan yang harus dipenuhi untuk sebuah daerah menggelar vaksinasi COVID-19 untuk kelompok usia 6-11 tahun.


"Tetap memprioritaskan vaksinasi pada lansia dan usia produktif, karena cakupan masih belum optimum. Padahal risiko kematian kelompok lansia dan usia produktif jauh lebih tinggi," kata Prof Miko, dikutip pada Selasa (14/12). "Oleh karena itu, vaksinasi umur 6 tahun-11 tahun dimulai di kabupaten/kota yang cakupan imunisasi satu kali usia produktif minimal 70 persen dan lansia minimal 60 persen."

Terkait vaksinasi untuk anak-anak, selain efikasi yang sudah dibuktikan, Prof Miko juga menjelaskan soal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang bisa dialami. Disebutkan olehnya KIPI yang timbul sangat jarang terjadi dan tidak berbahaya, seperti nyeri di bekas suntikan, demam, pusing, lesu, yang semuanya akan hilang dalam 1-2 hari.

"Kalau demam, beri obat demam, banyak minum. Kalau nyeri, bisa diberikan obat nyeri atau dikompres, kemudian istirahat," ujar Prof Miko.

Prof Miko pun mendorong para orang tua untuk mendukung program vaksinasi untuk anak-anak ini. Sebab terdapat sejumlah manfaat penting yang bisa dipetik, seperti mengurangi risiko penularan COVID-19 selama anak mengikuti program kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka.

Kemudian memberi perlindungan tambahan mempertimbangkan kemungkinan rendahnya kepatuhan anak dalam mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjauhi kerumunan. Di sisi lain, anak-anak di kelompok usia tersebut sudah terbiasa menerima imunisasi dan dilakukan oleh Puskesmas yang sudah berpengalaman.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru