Hani EXID Bahas Ciuman dengan Kwak Si Yang di 'IDOL: The Coup', Sempat Bikin Khawatir?
JTBC
TV

Meski sudah tamat, Hani EXID merasakan kesan mendalam terhadap 'IDOL: The Coup'. Pada sebuah wawancara, pemilik nama asli Ahn Hee Yeon itu menceritakan tentang adegan ciuman bersama Kwak Si Yang di dalam drama.

WowKeren - Hani EXID telah menunjukkan akting solidnya dalam "IDOL: The Coup". Meski memperoleh rating sangat rendah, drama tersebut mempunyai kesan tersendiri untuk pemilik nama Ahn He Yoon itu seperti yang diungkapkan dalam sebuah wawancara dengan sebuah media lokal.

Dalam "IDOL: The Coup", Hani memerankan Jenna leader Cotton Candy yang berada di ambang disband. Drama ini menceritakan tentang bagaimana member Cotton Candy merelakan mimpi yang gagal diraih. Sedangkan Kwak Si Yang berperan sebagai CEO agensi Cotton Candy yang terlihat dingin namun perhatian bernama Cha Jae Hyuk.

Pada episode 5 "IDOL: The Coup", Jenna tiba-tiba saja melangkah ke arah CEO Cha Jae Hyuk dan menciumnya di hadapan Seo Ji Han (Kim Min Kyu) rekan sesama idol. Sampai saat ini, masih banyak pemirsa yang mempertanyakan apa maksud dari adegan ciuman tersebut. Di balik layar, ternyata Hani punya kesan khusus selama syuting adegan ciuman dengan Kwak Si Yang.

"Syuting pertama dengan oppa (Kwak Si Yang) adalah adegan ciuman. Mereka bilang bahwa karakter kami dekat secara fisik," kata Hani sambil tertawa. "Aku benar-benar punya banyak tekad. Karena Jenna menjadi pusat cerita dalam drama, dibutuhkan suara 80 persen. Ketika kami bertemu, dia khawatir tentangku dan berkata, 'Apakah kamu baik-baik saja?'"


Selain itu, Hani rupanya sempat frustrasi ketika tahu bahwa karakternya akan menderita. Menurutnya, adegan-adegan dalam "IDOL: The Coup" sangat personal dan mengingatkannya pada masa lalu karena begitu banyak yang mirip dengan pengalamannya.

"Aku frustrasi karena aku tahu bahwa aku akan menderita karena mengambil pilihan sulit. Aku tahu kompromi sekecil apapun tidak akan mengganggu tren, tapi kupikir membuat pilihan sulit adalah cara mempertahankan keyakinanku. Ada aspek obsesif tertentu dari masa laluku yang sangat mirip dengan itu. Kupikir akan lebih baik untuk menambahkannya sedikit," terang Hani.

Selanjutnya, Hani memberikan nasihat berharga kepada juniornya yang punya mimpi menjadi seorang idol. Atas segala pengalamannya di dunia hiburan, Hani memahami bahwa kegagalan adalah momen yang cukup berharga dalam kehidupan.

"Sukses dan gagal dipisahkan begitu saja di dunia. Dalam kehidupan nyata, mereka tidak begitu mudah dibedakan. Bagaimana aku bisa berhasil setiap saat? Aku setengah berhasil dan setengah gagal. Bukankah setengah dari momen berhargaku adalah kegagalan?" ujar Hani.

Menurut Hani, pada akhirnya "IDOL: The Coup" memiliki pesan solid untuk para penontonnya tentang kegagalan. "Kupikir aku bisa mengatur dunia, tapi aku ingin tahu apakah aku bisa menambahkan kata lain. Masa muda atau kenangan. Tapi kupikir drama ini adalah karya yang memberi tahu anda bahwa tidak apa-apa gagal. Tidak apa-apa, karena setiap momen punya kilaunya sendiri," tutupnya.

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait