Bisnis Gibran dan Kaesang Disebut Terima Kucuran Dana Hampir Rp 100 Miliar, Pengamat Nilai Tak Wajar
Nasional

Diketahui, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep dilaporkan ke KPK terkait dugaan korupsi dan pencucian uang melalui bisnisnya yang memiliki relasi dengan perusahaan pembakar hutan.

WowKeren - Dua putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus aktivis 98, Ubedilah Badrun. Gibran dan Kaesang dilaporkan terkait dugaan korupsi dan pencucian uang melalui bisnisnya yang memiliki relasi dengan perusahaan pembakar hutan.

Melalui afiliasinya, perusahaan pembakar hutan itu disebut telah menyetorkan dana hampir mencapai Rp 100 miliar ke perusahaan milik Gibran dan Kaesang. Dana tersebut dikucurkan secara bertahap pada Februari 2019 dan November 2020.

"Nilai investasi dengan jumlah yang sangat amat tidak wajar dikucurkan untuk usaha-usaha kuliner rintisan milik anak-anak Presiden. Bila ditotalkan nilai investasinya mencapai hampir Rp 100-an miliar," ungkap kuasa hukum Ubedillah, Wakil Kamal, pada Selasa (11/1).

Petinggi perusahaan tersebut lantas diangkat menjadi Duta Besar pada bulan November lalu. Hal tersebut yang menimbulkan dugaan adanya KKN.


Pengamat ekonomi lantas buka suara atas suntikan modal di bisnis Gibran dan Kaesang tersebut. Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, suntikan dana untuk bisnis anak-anak presiden tersebut tidak wajar.

Terlebih bisnis makanan dan minuman secara umum mengalami penurunan cukup tajam sepanjang pandemi COVID-19. "Jadi aneh kalau ada bisnis kuliner disuntik pendanaan sangat besar, akan jadi tanda tanya apa dasar investor melakukan pembiayaan sangat besar," tutur Bhima dilansir Tempo pada Rabu (12/1).

Selain itu, sejumlah bisnis kuliner anak-anak presiden yang menerima suntikan dana tersebut juga terbukti tidak bertahan lama. Salah satunya adalah bisnis martabak milik Kaesang. Menurutnya, bisnis martabak Kaesang sempat agresif di awal dengan membuka cabang di beberapa kota, namun setelah itu "meredup".

Lebih lanjut, Bima menduga bahwa investor berani menyuntikkan dana besar ke bisnis kuliner anak presiden karena telah memiliki perhitungan tersendiri. BUkan sekadar prospek bisnis belaka.

"Karena sudah masuk ranah politik, tentu pemilihan pendanaan yang tidak wajar bisa dikaitkan dengan afiliasi pengusaha dengan kekuasaan," pungkasnya. "Di sini hitung-hitungannya akan berbeda, bukan sekedar prospek bisnis lagi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait