Wilayah IKN di Kaltim Ternyata Zona Merah Malaria, Sudah Ada 225 Kasus di Tahun 2022
AFP
Nasional

Wilayah Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur tampaknya masih bermasalah. Kali ini, terungkap bahwa Kabupaten Penajam Paser Utara masuk dalam zona merah endemis malaria.

WowKeren - Pembangunan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur masih terus menuai perdebatan. Beberap pihak mengungkap sejumlah masalah yang menjadi persoalan di wilayah pembangunan IKN. Setelah adanya temuan puluhan lubang bekas tambang yang berbahaya, kini terungkap bahwa wilayah Ibu Kota Negara baru juga masuk zona bahaya malaria.

Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur diketahui masuk dalam zona merah endemis malaria. Seperti diketahui, ibu kota negara yang baru akan berlokasi di Penajam Paser Utara.

Hal itu diungkap oleh pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Ponco Waluyo. Ia menyampaikab bahwa wilayahnya masuk zona merah karena masih ada ribuan kasus malaria tiap tahun.

"Kabupaten Penajam Paser Utara masih zona merah malaria karena tercatat di atas 1.000 kasus, kalau daerah zona hijau di bawah 780 kasus," ungkap Ponco Waluyo pada Selasa (22/2), melansir Antara.

Berdasarkan data, terjadi 1.125 kasus malaria di Penajam Paser Utara pada tahun 2018. Kemudian 1.050 kasus pada tahun 2019. dan bertambah lagi menjadi 1.364 kasus di tahun 2020.


Peningkatan jumlah kasus juga kembali terjadi pada 2021 dengan 1.472 kasus. Bahkan di sepanjang 2022 sudah ada 225 kasus malaria yang terjadi.

"Pada awal tahun ini (2022) pada Januari ditemukan 145 kasus malaria dan Februari ada 80 kasus," beber Ponco Waluyo.

Menurut Ponco Waluyo, sebagian besar kasus malaria Penajam Paser Utara terdeteksi di wilayah perbatasan. Di mana ada 65 persen kasus malaria terdeteksi. Tepatnya di perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara-Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara- Kabupaten Kutai Barat.

Meski begitu, Ponco mengatakan Pemkab Penajam Paser Utara tetap memberikan pelatihan kepada pihak terkait mengenai deteksi dini hingga pengobatan. Pihaknya juga membagi-bagikan kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk.

"Kami telah melakukan pelatihan terhadap sembilan orang pekerja perkebunan dan kehutanan, serta membagikan kelambu," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru