Kemenkes Berhasil Deteksi Ratusan Kasus COVID-19 Varian 'Son of Omicron' Di Indonesia
Nasional

Virus COVID-19 yang ada di Indonesia tampaknya juga masih bermutasi. Seperti yang terjadi pada varian Omicron, diketahui telah bermutasi menjadi beberapa subvarian.

WowKeren - Indonesia hingga saat ini masih dilanda pandemi COVID-19. Pemerintah pun terus berupaya untuk bisa menekan angka penyebaran, serta mendetiksi varian-varian baru dari COVID-19 yang ada di Indonesia.

Belum lama ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya telah berhasil mendeteksi 332 kasus COVID-19 akibat subvarian Omicron BA.2 yang disebut sebagai "Son of Omicron". Adapun jumlahnya juga bertambah sebanyak 80 kasus dalam tiga hari terakhir, lantaran ada 252 kasus BA.2 pada Selasa (1/3) lalu.

Mengenai perkembangan kasus COVID-19 varian "Son of Omicron" itu disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi. Ia mengatakan asumsi bahwa varian BA.2 itu lebih cepat menular dibandingkan dengan varian awal Omicron yakni BA.1 belum lah terbukti.

Begitu juga dengan asumsi bahwa BA.2 meningkatkan tingkat keparahan gejala pada pasien, kata Nadia belum terbukti benar adanya. "Asumsi bahwa lebih cepat menular dan meningkatnya tingkat keparahan tidak terjadi," tutur Nadia kepada Republika, Jumat (4/3).


Lebih lanjut, Nadia menuturkan bahwa pasien yang terjangkit Omicron BA.2 itu mengalami gejala serupa dengan pasien terinfeksi Omicron BA.1. Menurutnya, para pasien kebanyakan berstatus tanpa gejala dan gejala ringan seperti batuk pilek.

Sebelumnya, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa varian Omicron (B.1.1.529) memiliki sejumlah bentuk, di antaranya adalah BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3. Menurutnya, sekitar 21 persen dari total kasus Omicron adalah varian BA.2.

Meski demikian, kata Tjandra, juga terdapat sejumlah negara dengan varian BA.2 yang dominan atau lebih dari 50 persen kasus Omicron. Adapun negara yang dimaksud adalah Brunei Darussalam, Filipina, Bangladesh, Tiongkok, India, Nepal, dan Pakistan.

"Dampak BA.2 ini memang masih terus dipelajari. Indonesia perlu waspada dan mengambil langkah antisipasi yang tepat, kalau BA.2 juga akan meningkat di negara kita," jelas Tjandra.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait