Pengerjaan Sudah 52 Persen, Ini Alasan Anggaran Sirkuit Formula E Membengkak Jadi Rp 60 Miliar
Instagram/fiaformulae
Nasional

Sedianya, nilai tender pembuatan trek atau lintasan Formula E tersebut mencapai Rp 50 miliar. Namun anggaran tersebut kemudian membengkak menjadi Rp 60 miliar.

WowKeren - Pembangunan sirkuit Formula E di kawasan Ancol, Jakarta Utara, masih berlangsung. Kekinian, proyek tersebut menuai sorotan karena anggaran pembangunan lintasan Formula E membengkak Rp 10 miliar.

Sedianya, nilai tender pembuatan trek tersebut mencapai Rp 50 miliar. Namun anggaran tersebut kemudian membengkak menjadi Rp 60 miliar. Hal ini diungkapkan oleh penanggungjawab proyek Sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Ari Wibowo.

"Anggarannya ini kalau di tahap saat ini kami masih Rp 60 miliar ya. Saya tidak boleh masuk ke keseluruhan anggaran untuk penyelenggaraan ‘event’ ini, karena itu di luar saya," ungkap Ari.

Menurut Ari, anggaran tersebut membengkak menjadi Rp 60 miliar karena adanya pekerjaan tambahan untuk pengerasan tanah. Mengingat beberapa sudut lintasan dulunya merupakan lahan bekas pembuangan lumpur.

"Ada pekerjaan yang bisa dilihat, di seen dan ada yang unseen. Misalnya di dalam tanah ini ada tanah lunak berapa meter, lunaknya seperti apa, itu kan unseen," paparnya.


Adapun pengerjaan konstruksi di tanah lunak itu disebutnya menjadi prioritas untuk memastikan lintasan Formula E kokoh dan memenuhi standar. Pihaknya juga butuh waktu yang tidak sebentar untuk melakukan penyelidikan.

"Untuk melakukan penyelidikan atas sesuatu yang unseen itu, waktunya tidak sebentar. Mungkin bisa 6 bulan untuk melakukan penyelidikan," paparnya. "Jadi yang unseen itu akhirnya menjadi prioritas, diperkirakan. Ternyata yang unseen yang enggak terlihat itu lebih berat."

Ari juga mengungkapkan bahwa progres pembangunan sirkuit Formula E telah mencapai 52 persen. Pengerjaan ini diperkirakan selesai pada awal April 2022.

"Kendala lain selain cuaca, pada dasarnya semuanya undercontrol," tukasnya.

Sebelumnya, Ari telah menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan material bambu sebagai lapisan bawah tanah yang berlumpur atau lunak. Material tersebut dipilih karena tahan air sehingga dapat menahan beban konstruksi.

"Jadi begini, ini ada banyak hal, selain besi itu mahal, untuk supaya konstruksi ini tidak turun kita harus memakai konstruksi yang ringan, kalau besi itu berat, yang ringan itu kita pakai bambu," jelas Ari.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait