Hal ini disampaikan langsung oleh GKR Mangkubumi selaku Kepala Departemen Keraton Yogyakarta yang bertugas mengurusi Tanah Kasultanan alias Sultan Ground.
- Bertilia Puteri
- Kamis, 14 April 2022 - 17:16 WIB
WowKeren - Pihak Keraton Yogyakarta menyatakan enggan melepas kepemilikan Tanah Kasultanan atau Sultan Ground untuk proyek tol. Hal ini disampaikan langsung oleh GKR Mangkubumi selaku Kepala Departemen Keraton Yogyakarta yang bertugas mengurusi Sultan Ground.
Meski demikian, pihak Keraton menawarkan sistem sistem pinjam pakai untuk tanah Sultan Ground yang digunakan dalam proyek tol. Menurut Mangkubumi, pihaknya telah menyampaikan konsep pinjam pakai tersebut ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kami sudah sampaikan itu, kami tidak mau tanah kami hilang," tutur Mangkubumi di Kantor Gubernur Yogyakarta, Kamis (14/4).
Mangkubumi menyatakan bahwa sikap Keraton Yogyakarta terhadap tanah kesultanan tersebut belum berubah hingga saat ini. "Yang pasti kita enggak mau ada pelepasan (Sultan Ground)," ujarnya.
Meski tak mau melepas tanah kesultanan, Mangkubumi menjelaskan bahwa jalan tol tetap bisa dibangun di atas Sultan Ground. Putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut menyatakan Sultan Ground bisa dimanfaatkan sebagai jalan tol dengan sistem hak pakai tanpa sewa atau tanpa kompensasi sepeser pun.
"Ya pakai saja, yang penting tanah kami tidak hilang," tegasnya. "Ya monggo saja kalau mau sistem itu monggo, kalau enggak (mau), kita enggak perlu jalan tol."
Lebih lanjut, Mangkubumi mengaku pihaknya masih belum mendapat angka pasti luas Sultan Ground yang terkena proyek tol Yogyakarta-Bawen ataupun Solo-Yogyakarta--Yogyakarta International Airport (YIA). Diketahui proyek tol Yogyakarta-Bawen masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Belum tahu seberapa luas, banyak totalnya. Karena masih ada yang tahap pembebasan (lahan)," tukasnya.
Adapun proyek tol Yogyakarta-Bawen seksi 1 telah memasuki tahap groundbreaking pada 30 Maret 2022 lalu. Tol Yogyakarta-Bawen seksi 1 meliputi wilayah Tirtoadi hingga Banyurejo sepanjang 8,25 kilometer dan ditargetkan selesai tahun 2024.
(wk/Bert)
