Gunung Anak Krakatau Kini Berstatus Siaga, Warga dan Pemudik yang Melintasi Banten Diminta Waspada
magma.esdm.go.id
Nasional

Polda Banten telah menerima surat bernomor 184.Lap/GL.05/BGL/2022 dari Badan Geologi Kementerian ESDM pada Minggu (24/4) terkait peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau.

WowKeren - Aktivitas Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan sejak awal April 2022. Terbaru, Anak Krakatau kembali mengalami erupsi pada Minggu (24/4) petang dan statusnya telah dinaikkan dari Level II alias Waspada menjadi Level III alias Siaga.

"Gunung Anak Krakatau Minggu (24/4/2022) level III (siaga)," demikian keterangan Badan Geologi di situs resminya.

Polda Banten rupanya telah menerima surat dari Badan Geologi Kementerian ESDM pada Minggu terkait peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau. Surat bernomor 184.Lap/GL.05/BGL/2022 tersebut ditandatangani oleh Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono.

"Benar, kami telah menerima surat dari Badan Geologi Kementerian ESDM dan telah mempelajari isi dalam surat tersebut untuk ditindaklanjuti oleh Polda Banten," jelas Shinto dalam keterangannya pada Senin (25/4).

Masyarakat sekitar dan juga pemudik lantas diminta untuk waspada terkait fenomena alam tersebut. Badan Geologi disebut telah mengidentifikasi hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau menunjukkan kondisi yang berbahaya.


"Potensi bahaya berupa lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi, kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh dan sebaran abu vulkanik juga bergerak sesuai arah dan kecepatan angin ke kawasan yang lebih jauh," papar Shinto mengutip isi surat tersebut.

Lebih lanjut, Shinto menambahkan bahwa informasi tersebut penting untuk disosialisasikan secara meluas kepada masyarakat dalam masa Operasi Ketupat Maung 2022 di masa arus mudik. Para pemudik yang hendak melintas harus mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana.

"Kami perlu sosialisasikan meluas informasi ini, sehingga warga yang melintas wilayah Banten terutama warga Banten dapat waspada dari kemungkinan terjadi bencana alam, seperti gempa, gelombang air laut tinggi, hingga tsunami termasuk gangguan dari abu vulkanik yang terbawa angin," terang Shinto.

Polda Banten sendiri disebutnya akan bersiaga sekaligus berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya dalam langkah mitigasi bencana. Dengan demikian, dampak bencana yang berpotensi terjadi dapat diminamilisir.

"Pengecekan kesiagaan personel, sarana dan prasarana, juga koordinasi lintas sektoral dalam manajemen kontiguitas bencana akan dilakukan terus menerus oleh Polda Banten dan Polres jajaran, sehingga dampak bencana bila terjadi dapat diminimalisasi terutama yang mengakibatkan korban jiwa," tukasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait