Mendagri Sebut RI Berisiko Terdampak Konflik Rusia-Ukraina, Minta Kepala Daerah Monitor Harga Pangan
AP
Nasional

Konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina tampaknya telah berdampak pada kehidupan negara-negara di dunia. Di Indonesia, disebut berisiko juga terdampak.

WowKeren - Konflik antara Rusia dengan Ukraina hingga saat ini tampaknya belum juga berakhir. Hal ini bahkan disebut bisa berdampak pada kehidupan perekonomian di Indonesia.

Maka dari itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta kepala daerah untuk memonitor stabilitas harga pangan dan energi di daerah masing-masing secara intensif.

Tito menilai bahwa Indonesia berisiko terdampak perang Rusia-Ukraina yang juga mempengaruhi pola rantai permintaan dan penawaran dunia sehingga berakibat pada terjadinya stabilitas ekonomi dunia, khususnya pada rantai pangan dan energi di banyak negara. Menurutnya, di bebera negara bahkan sudah terjadi inflasi serta kenaikan harga pangan dan energi.

"Jika Indonesia terdampak, maka otomatis akan berdampak kepada seluruh daerah," ujar Tito yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro dalam Puncak Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-26 yang ditayangkan di YouTube Kemendagri pada Senin (25/4) hari ini.

"Oleh karena itu, kepala daerah harus intensif memonitor stabilitas harga pangan dan energi di daerahnya dengan melakukan langkah-langkah yang cerdas untuk menjaga stabilitas harga-harga tersebut," papar Tito.


Sebagai informasi, saat ini setiap daerah telah membentuk Satgas Pangan yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) didasarkan pada Surat Edaran (SE) Mendagri Nomor 511.2/3149/SJ tentang Pembentukan Satuan Tugas Ketahanan Pangan di Daerah tanggal 14 Mei 2020.

"Oleh karena itu, saya berharap agar kepala daerah dapat terus secara intensif untuk berkomunikasi dan mengendalikan penuh Satgas Pangan tersebut," tegas Tito.

Tidak hanya itu, Tito juga menerangkan tujuan dari pelaksanaan otonomi daerah dengan mendelegasikan sebagian kewenangan pemerintah pusat. Otonomi daerah itu bertujuan untuk menjadikan daerah mencapai kemandirian fiskal dengan menggali berbagai potensi sumber daya.

Dengan begitu, kata Tito, diharapkan bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta memacu terjadinya percepatan dan pemerataan pembangunan. Ia pun mengungkapkan setelah 26 tahun berlalu, otonomi daerah telah memberikan dampak positif.

"Dibuktikan dengan adanya percepatan pembangunan yang ditandai dengan meningkatnya angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), bertambahnya Pendapatan Asli Darah (PAD), dan kemampuan fiskal daerah," tandas Tito.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru