Elon Musk Beli Twitter, Jeff Bezos Pertanyakan Soal Pengaruh Tiongkok
AP Photo/Charles Krupa
Dunia

Pada Selasa (26/4), Bezos mengutip sebuah cuitan reporter New York Times yang menuliskan pentingnya Tiongkok bagi bisnis Tesla. Tiongkok disebut merupakan pasar terbesar kedua Tesla di tahun 2021.

WowKeren - CEO Tesla Elon Musk telah mencapai kesepakatan senilai USD 44 miliar atau setara Rp 634 triliun untuk membeli Twitter. Tak lama setelah itu, Jeff Bezos turut mengomentari kesepakatan tersebut dan menyinggung soal pengaruh Tiongkok.

Pada Selasa (26/4), Bezos mengutip sebuah cuitan reporter New York Times yang menuliskan pentingnya Tiongkok bagi bisnis Tesla. Tiongkok disebut merupakan pasar terbesar kedua Tesla di tahun 2021, hanya di bawah Amerika Serikat (AS).

Selain itu, Tiongkok juga disebut telah melarang Twitter di negaranya sejak tahun 2009. Dengan demikian, pemerintah Tiongkok hampir tidak memiliki pengaruh atas platform Twitter. Namun reporter New York Times itu menuliskan hal tersebut bisa saja berubah pasca Musk membeli Twitter.

Bezos lantas mempertanyakan apakah Tiongkok kini mungkin memiliki pengaruh atas Twitter. Dalam cuitannya, Bezos merujuk Twitter dengan istilah "alun-alun kota". Musk diketahui menyebut Twitter sebagai "alun-alun kota digital" setelah mencapai kesepakatan pada hari Senin (25/4) lalu.

"Pertanyaan yang menarik. Apakah pemerintah China baru saja mendapatkan sedikit pengaruh atas alun-alun kota?" cuit Bezos.


Jeff Bezos

Twitter/@JeffBezos

Meski demikian, orang terkaya nomor 2 di dunia itu menilai hal tersebut tidak akan terjadi. Menurutnya, hal yang lebih mungkin terjadi pasca pembelian Twitter oleh Musk adalah kompleksitas di Tiongkok untuk Tesla.

"Tapi kita akan lihat. Musk sangat pandai menavigasi kompleksitas semacam ini," lanjut pendiri Amazon tersebut.

Di sisi lain, Gedung Putih menolak mengomentari pembelian Twitter oleh Musk tersebut. Meski demikian, Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden telah lama khawatir tentang kekuatan platform media sosial.

"Kekhawatiran kami bukanlah hal baru," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, Senin. "Presiden telah lama berbicara tentang kekhawatirannya tentang kekuatan platform media sosial, termasuk Twitter dan lainnya, untuk menyebarkan informasi yang salah."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru