Gadis di Bali Ditemukan Terikat di Hutan Diduga Jadi Korban Perkosaan, Fakta Sebenarnya Terungkap
Pexel/lilartsy
Nasional

Seorang gadis yang ditemukan terikat di tengah hutan di Tabanan, Bali mengaku jadi korban percobaan pemerkosaan. Tapi kemudian kepolisian menemukan fakta lain.

WowKeren - Lagi-lagi kepolisian dihadapkan dengan kasus bodong. Hal itu berawal dari seorang wanita berinisial DAT (19) asal Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali yang ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat serta mulut terikat pada Senin (2/5) lalu.

Saat ditemukan, DAT diduga menjadi korban penganiayaan dan percobaan pemerkosaan oleh tiga pria sehingga membuat pihak kepolisian mengejar pelaku. Peristiwa penganiayaan itu disebut terjadi pada Sabtu (30/4).

Kronologi kejadian disebutkan berawal saat korban memetik buah pepaya yang hendak dimasak menjadi sayur di sebuah tempat di wilayah Kecamatan Kediri. Namun terduga pelaku yang disebutkan bernama Gede A dan dua temannya langsung membekap korban dan dibawa ke mobil. Kemudian saat masuk ke mobil, DAT diikat mulutnya dengan kain putih serta diikat tangannya menggunakan tali pastik, sementara kakinya juga diikat dengan tali sapi.

Kemudian DAT disebut dipaksa melakukan hubungan badan dengan para pelaku, tetapi dirinya menolak dan memberontak. Lantaran terus menolak, DAT disebut dipukul dengan botol minuman keras warna hijau dan dicekik. Karena gagal dan merasa capek, ketiga terduga pelaku menurunkan korban dan diikat kemudian ditinggalkan di area Beji Puseh, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali. Selang dua hari, DAT pun ditemukan oleh warga setempat dan kemudian langsung melaporkan ke Polsek Kediri.


"Sesuai keterangan awal, korban kenal para pelaku ini. Hanya saja sekarang korban masih syok berat akibat peristiwa itu dan sedang menjalani perawatan di RS Nyitdah," kata Kapolsek Kediri, Kompol I Kadek Ardika pada Selasa (3/5).

Siapa sangka, seluruh kronologi yang diceritakan oleh DAT ternyata adalah karangan cerita semata. Temuan ini dikatakan oleh Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra. Terungkap pula alasan DAT mengarang kronologis kejadian lantaran takut pulang ke rumahnya terlalu malam.

"Artinya dia (korban) membuat suatu cerita. Itu karena ada dorongan rasa takut karena pulang ke rumahnya terlalu malam. Sehingga si wanita ini membuat cerita agar tidak disalahkan dan atau dimarahi. Kesimpulannya, cerita yang disampaikan kemarin tidak seperti itu, cerita itu korban sendiri yang membuat,” kata Ranefli melansir Tribunnews.com.

"Ini kita sedang dalami (kondisi kejiwaan). Sekarang dari psikologi dinas sosial dan Polda Bali, jua sudah turun untuk melakukan pendekatan-pendekatan. Sekarang kita masih proses. Ada hal harus kami dalami dulu. Kami mohon waktu dulu ya,” pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru